Air Radioaktif PLTN Fukushima Bocor Hari Rabu, China Menuntut Tanggung Jawab Pemerintah Jepang
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 09 Februari 2024 17:58 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, pemerintah Jepang harus bertanggung jawab atas kebocoran air radioaktif dari PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) Fukushima pada Rabu, 7 Februari 2024.
"Jepang punya tanggung jawab untuk memublikasikan insiden tersebut secara cepat, komprehensif, dan transparan serta bertanggung jawab untuk memberikan perincian kondisinya ," kata Wang di depan media di Beijing, China, Kamis, 9 Februari 2024.
Tanggung jawab terhadap China itu, kata Wang, perlu dijalankan Jepang karena rencana pembuangan limbah akan berlangsung selama 30 tahun atau bahkan lebih lama.
Baca Juga: Aktivitas Militer di PLTN Ukraina Harus Diakhiri Karena Potensi Bencana Nuklir di Eropa
Juru bicara TEPCO (Tokyo Electric Power Co) mengatakan, diperkirakan ada 5,5 ton (5.500) liter air radioaktif yang bocor dari PLTN Fukushima pada Rabu di fasilitas yang memproses air.
Pemrosesan itu berlangsung sebelum sebagian besar unsur radioaktif disaring di fasilitas canggih --yang dikenal sebagai ALPS.
"Insiden ini kembali mengungkap permasalahan yang sudah lama ada dalam manajemen internal TEPCO," kata Wang, menambahkan.
Baca Juga: Kian Banyak Orang Dewasa di Jepang Memilih Tidak Menikah: Hanya Buang Uang dan Waktu
TEPCO mengatakan kebocoran dari ventilasi diketahui oleh seorang pekerja yang sedang membersihkan ventilasi, sebelum mengoperasikan fasilitas tersebut.
Wang menekankan bahwa China punya banyak alasan untuk khawatir dan tanda tanya besar muncul pascainsiden itu.
"Bisakah Jepang menjamin keselamatan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan pembuangan air limbah pada masa depan? Dapatkah fasilitas pengolahan dan pembuangan air yang terkontaminasi nuklir di Fukushima beroperasi dengan stabil dan efektif dalam jangka panjang?" ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Malaysia Tak Mendukung, Jepang Batal Menggarap Proyek Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura
Kebocoran air yang terkontaminasi nuklir di fasilitas tersebut, menurut Wang, kembali menunjukkan pentingnya skema pemantauan internasional yang efektif dalam jangka panjang.