DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Diskusi Satupena, Airlangga Pribadi Kusman: Tidak Benar Ada Soekarno Muda dan Soekarno Tua yang Pandangannya Kontradiktif

image
Airlangga Pribadi Kusman (Foto: FISIP Unair)

“Kemudian dari sini, kita berhadapan dengan pandangan mainstream bahwa sejak 1958 dan seterusnya Soekarno menjadi seorang diktator,” tutur Airlangga.

Menurut dosen Universitas Airlangga ini, kita tidak bisa melakukan judgment Soekarno sebagai seorang diktator tanpa melihat kontekstualisasi situasi saat itu, di mana Indonesia dalam posisi pertarungan di era Perang Dingin.

Kata Airlangga, pandangan Soekarno tidak bisa dipahami nalarnya atau algoritmanya tanpa kita memahami pandangan yang berbasis pada critical theory, cara pandang yang pijakannya pada ekonomi politik.

Baca Juga: Kilas Balik Jejak Langkah Satupena Jawa Timur Beserta Koordinatornya Akaha Taufan Aminudin

Dan itu bisa dilihat dalam tulisan-tulisan Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi, Indonesia Menggugat, Mencapai Indonesia Merdeka, Swadeshi dan Massa Aksi, Marhaen dan Proletar, dan sebagainya.

“Kalau kita membaca karya-karya itu, kita akan mendapatkan spektrum yang luas, bagaimana horison pemahaman Soekarno tentang pandangan-pandangan yang saat itu menjadi perdebatan dunia. Terutama terkait bagaimana melakukan perlawanan terhadap kapitalisme, imperialisme,” jelas Airlangga. ***

 

Baca Juga: Perkumpulan Penulis Satupena Akan Diskusikan tentang Abdul Hadi WM dan Sastra Sufistik

Halaman:
Sumber: Satupena

Berita Terkait