DECEMBER 9, 2022
Internasional

PPI Dunia Desak Pemerintah Indonesia Tingkatkan Diplomasi di Kawasan Timur Tengah

image
Anak Palestina di Gaza yang hidup di bawah penjajahan Zionis Israel (Foto: Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM - Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) mendesak pemerintah RI untuk melakukan tindakan konkret dan tegas dalam meningkatkan diplomasi di kawasan Timur Tengah guna menekan Israel agar membuka pintu-pintu perbatasan Gaza.

Menurut keterangan tertulisnya pada Selasa, 24 Juni 2025, PPI Dunia menyampaikan keprihatinan yang mendalam dan mengecam keras segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil Palestina.

PPI Dunia berpendapat bahwa komunitas internasional belum memperlihatkan tindakan yang cukup berarti untuk menghentikan penderitaan di Gaza.

Baca Juga: Arrmanatha Nasir: Indonesia Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Diplomasi Kemanusiaan Global

“Akses bagi bantuan kemanusiaan harus segera dibuka tanpa syarat,” kata Koordinator PPI Dunia Marhadi.

Dia menilai bahwa tragedi di Gaza adalah pelanggaran nyata terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia dan komunitas internasional tidak boleh menutup mata terhadap kejahatan kemanusiaan yang sedang berlangsung.

“Hak untuk hidup, untuk mendapatkan pelindungan, dan untuk mengakses kebutuhan dasar merupakan hak yang melekat pada setiap manusia, tanpa memandang latar belakang politik atau identitas identitas kebangsaan,” kata dia dalam keterangan tersebut.

Baca Juga: PM China Li Qiang Bertemu Puan Maharani, Sebut Indonesia Prioritas dalam Diplomasi Negara Bertetangga

PPI Dunia mengajak seluruh pelajar Indonesia di luar negeri dan komunitas global untuk menyuarakan solidaritas bagi Palestina, yang perlu diwujudkan dalam aksi nyata, baik melalui kampanye kesadaran publik maupun langkah diplomatik dan hukum internasional.

PPI Dunia adalah organisasi yang menaungi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Organisasi itu bertujuan untuk menyatukan, mempererat hubungan, dan memperluas jaringan antar pelajar Indonesia di lebih dari 60 negara.***

Berita Terkait