DECEMBER 9, 2022
Kolom

Salamuddin Daeng: Greenflation Sakit Kepala

image
Salamuddin Daeng tentang Greenflation (Foto: Portal DPD)

ORBITINDONESIA.COM - Saya tidak nonton debat semalam, karena sejak sore saya sakit kepala. Tapi saya kaget pagi saya lihat di video Mahfud Md menolak menjawab pertanyaan Gibran Rakabuming Raka soal greenflation.

Mahfud menyebut itu pertanyaan receh. Padahal itu pertanyaan paling penting dalam isue transisi energi, masalah yang paling sering dipertanyakan, masalah yang paling sering dipersoalkan. Apa lagi kalau bukan masalah energi hijau yang masih mahal.

Setiap orang yang mau melakukan investasi di bidang listrik hijau, pertanyaan kunci yang disampaikan adalah berapa harganya? Berapa harga jual listrik tersebut?

Baca Juga: Salamuddin Daeng: Kemunduran Barat Tak Bisa Ditunda, Indonesia Maju Sulit Dihentikan

Karena umumnya harga listrik hijau ini relatif mahal, maka harga jualnya harus sesuai dengan kemampuan beli PLN dan kemampuan rakyat indonesia untuk membeli listrik.

Tidak hanya di listrik, namun transisi energi ke BBM hijau juga menjadikan masalah harga BBM hijau sebagai kunci jawabannya. 

Jika transisi energi ke energi hijau dilanjutkan, maka setelah itu harga energi menjadi naik, baik harga listrik maupun BBM, atau para investornya meminta harga yang bagus atas energi hijau yang  mereka hasilkan.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Mas Gibran Tunjukkan Kapasitas di Debat Pilpres 2024, Saya Sangat Bangga

Sehingga pemerintah mengambil langkah menaikkan harga untuk mendorong masuknya investasi. Maka itu akan membawa akibat greenflation atau kenaikan harga harga disebabkan oleh transisi ke energi hijau.

Mendengar Pak Mahfud menolak menjawab pertanyaan soal inflasi hijau atau greenflation, membuat saya tambah sakit kepala. Padahal ini adalah masalah kunci masalah inti yang dihadapi semua negara terkait transisi energi. Mengapa ?

Karena energi hijau itu masih mahal. Sebagai contoh pembangkit listrik tenaga panas bumi lebih mahal dari pembangkit listrik tenaga batubara.

Baca Juga: Pandangan Denny JA tentang Debat Cawapres 21 Januari 2024: Gibran dan Cak Imin yang Paling Tegas

Maka greenflation atau inflasi hijau itu adalah masalah inti dalam isue perubahan iklim atau isue transisi energi atau isue penurunan emisi. Transisi energi ke energi hijau bisa membuat harga harga barang naik atau mengakibatkan terjadinya inflasi hijau. 

Oleh karenanya transisi energi ke energi hijau harus didukung kebijakan lainnya, misalnya dukungan anggaran APBN, dukungan suku bunga bank yang murah, dukungan perijinan yang mudah, dan berbagai insentif yang bisa memurahkan biaya investasi hijau.

Dan inilah yang harus dijawab oleh Mahfud MD semalam, sehingga tidak membuat Gibran bingung mencari jawabannya.

Baca Juga: Muncul #PrabowoGibran2024 di Akun Media Sosial X Kementerian Pertahanan, Ari Dwipayana Ingatkan Netralitas

Tapi muncul pertanyaan di hati saya apakah selama ini pak Jokowi tidak pernah mangajak Pak Mahfud dalam berbagai agenda perubahan iklim yang dipimpin Indonesia, misal dalam G20 presidency, atau di Just Energy Transition Partnership (JETP), atau selama ini Mahfud tidak lagi mau membaca tema tema perubahan saat ini.

Padahal kata Sri Mulyani, transisi energi dampaknya jauh lebih ganas dari covid 19. Tapi ini memang pertanyaan sulit dari mas Gibran, mau bagaina lagi? Pertanyaan ini sangat penting dalam isue perubahan iklim.

(Oleh: Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi dan energi) ***

Sumber: Medsos WhatsApp

Berita Terkait