Ekonom Pemenang Nobel Paul Krugman: Ekonomi China Sedang Terpuruk
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 21 Januari 2024 00:15 WIB
Sedangkan mengenai sektor properti, data NBS menunjukkan terjadinya penurunan harga rumah pada Desember 2023.
Data menunjukkan di empat kota tingkat pertama, yaitu Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen, harga rumah baru turun 0,4 persen sementara harga rumah yang dijual kembali turun 1,1 persen pada Desember 2023, sementara kota-kota kecil melaporkan penurunan harga sebesar 1,8 persen.
Seperti dalam laporan lembaga pemeringkat Standard & Poor's Global Ratings, model pertumbuhan ekonomi China tampaknya telah beralih dari model yang didorong oleh ekspor dan investasi menjadi konsumsi dan inovasi teknologi, proses besar yang memakan waktu sekitar 1 abad bagi negara-negara Barat namun hanya butuh beberapa dekade bagi China.
Pada pertengahan tahun 2000-an, pertumbuhan produksi baja mencapai puncaknya yaitu sebesar 30 persen, namun saat ini angka tersebut melambat bahkan cenderung.
Dalam 2-3 dekade, China mengejar negara-negara Barat menjadi pemimpin dalam teknologi dan inovasi mutakhir, misalnya, dalam kendaraan listrik (EV), baik dalam hal produksi maupun konsumsi. Penjualan EV di China meningkat jauh lebih pesat dibandingkan AS dan negara-negara pengguna kendaraan listrik lainnya.
Meski ada pelambatan dalam ekspor yang juga berpengaruh ke angka pertumbuhan ekonomi China, namun negara Tirai Bambu itu tampaknya memilih metode yang "berbeda" dengan pakem negara-negara Barat.
Pakem tersebut disampaikan Presiden China yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) Xi Jinping dalam sesi pembukaan "Studi tentang Peningkatan Pembangunan Berkualitas Tinggi di Sektor Keuangan" di Sekolah Partai Komite Sentral PKC, Beijing pada 16 Januari 2024.
"Untuk meningkatkan kekuatan dan performa ekonomi negara, penting untuk menjaga kombinasi supremasi hukum dan supremasi moral serta menumbuhkan budaya ekonomi yang sesuai dengan karakteristik China", kata Presiden Xi.***