DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Pemburu Liar Diduga Membunuh Gajah Sumatra Berusia 46 Tahun di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau

image
Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, kembali kehilangan salah satu ekor gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) setelah diduga dibunuh oleh pemburu liar untuk diambil gadingnya. ANTARA/HO-TNTN

ORBITINDONESIA.COM - Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, kembali kehilangan salah satu gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) setelah diduga dibunuh oleh pemburu liar untuk diambil gadingnya.

Gajah sumatra berusia 46 tahun bernama "Rahman" itu ditemukan mati oleh pawangnya pada 10 Januari dan gading kirinya dipotong, menurut Kepala Taman Nasional Heru Sutmantoro saat dihubungi untuk konfirmasi, Kamis, 11 Januari 2024.

Pemburu liar mungkin telah meracuni gajah sumatra yang malang tersebut sebelum memotong gading kirinya, katanya.

Menurut Sutmantoro, orang pertama yang mengetahui kematian Rahman adalah Jumadi, pawang gajah nahas tersebut, saat berupaya memberinya makan rutin pada hari itu.

Namun Jumadi merasa aneh saat panggilannya tidak ditanggapi oleh Rahman. Ia kemudian mendekatinya dan menemukannya tergeletak di tanah, gading kirinya terpotong dan hampir mati, Sutmantoro mengutip penjelasan Jumadi.

Jumadi langsung melaporkan kondisi Rahman kepada koordinator pawang, kata Sutmantoro.

Jumadi juga berupaya menyelamatkan nyawa gajah malang tersebut dengan memberikan perawatan medis darurat di bawah arahan tim dokter hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau.

Meskipun ada upaya, Rahman tidak bisa diselamatkan. Ia meninggal pada pukul 15:55. waktu setempat pada Kamis, katanya seraya melaporkan kasus perburuan tersebut ke Polsek Ukui untuk diselidiki.

Perburuan liar yang menyebabkan kematian Rahman ini merupakan kasus kedua dalam dua bulan terakhir, setelah sebelumnya dilaporkan terjadi kematian bayi gajah liar di kawasan taman nasional pada 16 November 2023.

Gajah berumur dua tahun ini kemungkinan mati karena luka di kakinya akibat tali nilon yang diikat oleh pemburu liar, katanya.

Sebelumnya diberitakan ANTARA, kasus konflik manusia-satwa liar (HWC) masih sering ditemukan di Indonesia karena mengakibatkan kerugian materi dan manusia, serta kematian beberapa hewan langka di wilayah terdampak.

Kejadian-kejadian terkait HWC yang erat kaitannya dengan rusaknya kondisi habitat alami satwa liar banyak terjadi di daerah-daerah, seperti Provinsi Riau, Sumatra Utara, dan Aceh.

Di Aceh, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat 113 kejadian terkait HWC antara tahun 2019 dan 2023, termasuk 33 kejadian yang melibatkan gajah sumatra.

Konflik tersebut telah mengakibatkan kematian 22 ekor gajah sumatera, menurut pernyataan Ketua Cabang Walhi-Aceh Ahmad Shalihin yang dipublikasikan di situs web kelompok konservasi tersebut.

Terlebih lagi, pedagang gading terus menjadi ancaman bagi gajah sumatera.

Pada 27 Agustus 2021, aparat kepolisian di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, menangkap 11 orang atas keterlibatannya dalam pembunuhan lima ekor gajah sumatra pada tahun 2020 dan memperdagangkan gadingnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait