Pemberitaan Media dan Bahaya Nara Sumber yang Tidak Memiliki Kredibilitas
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 02 Juli 2022 19:12 WIB

Meski begitu, pemberitaan itu juga harus ditambah dengan penelitian langsung oleh tim dari pembuat kebijakan, untuk mengetahui duduk permalahan secara utuh, lengkap dan proporsional.
Kredibilitas sebuah media biasanya tidak muncul begitu saja. Itu dibentuk dalam waktu yang panjang dan diuji oleh waktu. Maka media mainstream yang sudah mapan biasanya lebih memiliki kredibilitas ketimbang media yang baru berdiri dan belum teruji.
Media mapan bisa memiliki sejumlah ciri, antara lain:
Baca Juga: Dunia Literasi dan Donald Trump
Memiliki struktur organisasi dan keredaksian yang jelas (ada pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur bidang, dsb), sehingga ada pertanggungjawaban yang jelas jika terjadi kesalahan dalam pemberitaan. Berita yang dimuat juga sudah melalui proses editing, kontrol, dan penyaringan yang cukup ketat.
Memiliki alamat kantor redaksi dan nomor kontak yang jelas. Ini menunjukkan kesediaan media untuk bertanggung jawab. Media yang tidak memberitahukan alamat redaksi yang jelas kepada publik, patut diragukan komitmennya untuk bertanggung jawab.
Memiliki wartawan yang profesional. Hal ini ditunjukkan dengan pemahaman mereka tentang kode etik jurnalistik dan kode perilaku, dan kesediaan untuk mematuhi kode etik dan aturan perilaku tersebut.
Ciri-ciri Profesional (menurut Samuel Huntington):
1) Expertise/keahlian;
2) Responsibility/tanggung jawab;