Kisah Hikmah: Seorang Penulis dan Dua Sudut Pandang
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 02 Januari 2024 13:15 WIB

Sekarang, suami saya bisa menggunakan waktunya lebih banyak untuk menulis, yang merupakan hobinya sejak dulu...
Pada tahun yang sama, mertua saya yang berusia 95 tahun, tanpa sakit apa-apa telah kembali kepada Tuhan dengan damai dan bahagia.
Dan masih di tahun yang sama pula, Tuhan telah melindungi anak saya dari kecelakaan yang hebat. Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tetapi anak saya selamat tanpa cacat sedikit pun..."
Pada kalimat terakhir istrinya menulis :
"Tahun lalu adalah tahun yang penuh berkah yang luar biasa dari Tuhan, dan kami lalui dengan penuh rasa takjub dan syukur..."
Sang penulis tersenyum haru, dan mengalir air mata hangat di pipinya. Ia berterimakasih atas sudut pandang berbeda untuk setiap peristiwa yang telah dilaluinya tahun lalu. Perspektif yang berbeda telah membuatnya bahagia.
Sahabat, di dalam hidup ini kita harus mengerti bahwa bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur. Namun rasa syukurlah yang akan membuat kita bahagia. Mari kita berlatih melihat suatu peristiwa dari sudut pandang positif dan jauhkan rasa iri di dalam hati.
Kita dapat mengeluh karena semak mawar memiliki duri, atau bersukacita karena semak duri memiliki mawar …
*We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses.*
(Abraham Lincoln) ***