Isti Nugroho: Problem Calon dan Lembaga Selektorat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 19 November 2023 12:15 WIB
Setelah ribut sebentar dalam proses penentuan usia wakil presiden, kini fokusnya bagi para pendukung, soal memenangkan pimilu presiden satu putaran.
Ada fanatisme yang kocak bagi para pendukung untuk menang dalam satu putaran. Kubu AMIN yang sering mendapatkan penilaian oleh lembaga-lembaga survai dengan perolehan suara paling rendah, yakin bahwa AMIN akan memenangkan satu kali putaran.
Keyakinan itu bukan tanpa dasar. Menurut pendukungnya, karena jumlah umat Islam 85 persen, kalau seluruh umat memilih pasangan AMIN maka Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan mendudukki tampuk kekuasaan paling tinggi.
Baca Juga: Rosadi Jamani: Buku Tak Lagi Didewakan
Bagi pendukung fanatik, kemenangan di depan mata. Tentu saja cara berpikir seperti itu tidak saja dimiliki dari kubu AMIN saja tapi juga kubu Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pronowo -Mahmud MD.
Para pendukung setelah kemarin masing-masing calonnya mendapatkan nomer urut, mereka semakin mantap dalam bekerja memenangkan calonnya. Prabowo-Gibran juga berteriak menang dalam satu putaran.
Begitu juga Ganjar - Mahfud menang satu putaran. Ketiganya meneriakkan menang satu putaran. Walaupun nanti yang menang hanya satu pasang calon. Yang tidak terpilih harus legowo.
Setelah tahapan pemilu dilalui di KPU, maka tidak dak ada lagi diskusi tentang perlunya lembaga selektorat. Berbicara tentang perlunya lembaga selektorat terasa untuk hari ini, terasa mundur atau tidak tepat.
Selektorat adalah lembaga yang menyeleksi calon. Dalam konteks ini calon presiden dan wakil presiden. Pada level yang lain, selektorat itu juga menyeleksi calon anggota legislatif dan pimpinan daerah.
Lembaga selektorat itu penting untuk meningkatkan kualitas calon. Menurut pakar politik di dunia barat, Best dan Cotta, selektorat merupakan aktor perantara penting dalam proses perekrutan. Selektorat dapat beranggotakan satu orang atau banyak orang - hingga seluruh pemilih dalam satu bangsa tertentu.