Masalah Populasi Menua di Jepang Mungkin Merupakan yang Terburuk di Dunia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 05 November 2023 08:35 WIB
Penyakit-penyakit ini tidak hanya membutuhkan perawatan pribadi, yang seringkali awalnya dilakukan oleh anggota keluarga.
Namun seiring dengan memburuknya penyakit ini, penyakit-penyakit tersebut juga memerlukan perawatan dari para perawat yang jumlahnya semakin banyak dalam populasi usia kerja yang semakin menurun, sehingga menyebabkan mereka tidak bisa memproduksi barang dan jasa lainnya.
Baca Juga: Hasil Pegadaian Liga 2, Semen Padang Sukses Comeback atas PSDS Deli Serdang
Diperkirakan sekitar 20 persen penduduk usia kerja di Jepang di masa depan mungkin diperlukan untuk memberikan layanan kesehatan. Terlebih lagi, banyak dari mereka yang menderita penyakit saraf jenis ini dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun.
Saran mengenai robot sebagai pengasuh, yang seringkali muncul sebagai solusi untuk masalah ini, tidaklah meyakinkan. Bayangkan sebuah robot, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya saat ini, mencoba membujuk penderita demensia agar meminum obatnya!
Namun permasalahan ini sangat membutuhkan solusi; statistiknya mengkhawatirkan. Para ahli demografi membagi penduduk lanjut usia menjadi tiga kelompok: tua-muda, berusia 65 hingga 75 tahun; tua, 75-85; dan tua-tua, 85 plus.
Proporsi mereka yang bergantung secara medis pada kelompok ini adalah sekitar 25 persen di antara kelompok usia muda; hampir 50% pada kelompok lama; dan lebih dari 75 persen di antara lansia. Saat ini, kelompok lanjut usia (75 - 85), dan lanjut usia (85+) kini merupakan segmen populasi dengan pertumbuhan tercepat di hampir semua negara maju.
Baca Juga: Hasil Pegadaian Liga 2, Sulut United Perpanjang Tren Negatif Persiba Balikpapan
Jika ilmu kedokteran dapat menyembuhkan, atau setidaknya membatasi, timbulnya penyakit-penyakit saraf, bahkan dengan memperpanjang usia harapan hidup, maka penuaan tidak akan menjadi masalah yang serius.
Namun kita tidak bisa berasumsi bahwa hal itu akan terjadi. Mungkin pendanaan penelitian harus diarahkan pada bidang-bidang yang akan sangat mengurangi ketergantungan terhadap kebutuhan perawatan selama bertahun-tahun.
Meski begitu, prognosisnya masih belum pasti karena otak merupakan organ yang jauh lebih kompleks dibandingkan, misalnya, jantung.