DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

PDIP Berani Kepada Budiman, Tetapi Tidak Kepada Gibran!

image
Sutrisno Pangaribuan.

Demikian juga dengan putra mahkota dan menantu kesayangannya  yang selalu diperlakukan istimewa dan diberi tempat khusus di setiap kegiatan partai. Namun keduanya sama sekali tidak pernah dekat, akrab, apalagi peduli  dengan PDIP.

PDIP melakukan kesalahan besar dengan memberi peluang dan kesempatan kepada Jokowi, anak, dan menantunya.

PDIP melakukan diskriminasi dengan harapan ketiganya loyal dan setia. Hingga putra sulung Jokowi, Gibran maju sebagai cawapres Prabowo, dan menantu Jokowi, Bobby menyatakan dukungan terbuka, pengakuan mendukung pasangan "lawan calon" PDIP, Ganjar- Mahfud, PDIP masih saja memperlakukan Gibran dan Bobby istimewa dengan hanya menyarankan keduanya memiliki "etika politik" dengan harapan keduanya mengundurkan diri.

"Bagaimana mungkin kader yang tidak memiliki etika politik (maju sebagai calon dari partai lain), beretika?".

"Keduanya harus segera dipecat".

"Masak PDIP hanya berani memecat Budiman Sudjatmiko, kader biasa, yang telah berjuang dan masuk penjara karena mendukung Mega melawan penguasa orde baru, mantan mertua Prabowo, Presiden Soeharto?".

Demi menjaga solidaritas, soliditas PDIP, maka semua penghianat partai harus segera dipecat oleh DPP PDIP.

Jangan sampai DPP PDIP membiarkan kader- kader PDIP marah akibat aturan partai tajam ke bawah, tumpul ke atas hanya karena menyangkut anak dan menantu presiden.

PDIP tidak sama dengan partai lain yang telah berubah dari partai menjadi relawan sebab mengaku tegak lurus kepada Jokowi. PDIP patuh, taat, tunduk, dan tegak lurus kepada konstitusi partai, dan kepada kehendak rakyat.

Sebab rakyat menjadi satu- satunya alasan dan tujuan PDIP terus berjuang mewujudkan Indonesia Raya yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. PDIP adalah rumah bagi para kader yang setia dan taat pada konstitusi partai, bukan tempat para penghianat.

PDIP Menang Hattrick

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait