Membaca Makna Pelukan Surya Paloh kepada Puan Maharani
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 22 Agustus 2022 17:50 WIB
ORBITINDONESIA – Surya Paloh memeluk erat Puan Maharani sewaktu mereka bertemu di kantor Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.
Pertemuan Puan dan Surya Paloh ini adalah pertemuan politik dalam rangka membahas dinamika dan kerja sama menjelang pemilihan umum 2024.
Surya Paloh, selaku Ketua Umum Partai Nasdem sendiri sudah membangun interaksi dengan beberapa tokoh partai politik untuk menjajaki koalisi.
Baca Juga: Jadwal Liga 1: Persikabo 1973 Melawan Bhayangkara FC Tayang di Vidio Selasa Petang
Partai Nasdem juga sudah mengumumkan mendukung Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, dan Anies Baswedan untuk maju menjadi bakal calon presiden.
Pertemuan Surya Paloh dan Puan Maharani selaku utusan khusus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menarik perhatian publik. Apalagi hubungan PDI Perjuangan dan Nasdem didesas-desuskan merenggang dalam koalisi menyusul masuknya Prabowo Subianto dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo.
Kerenggangan mereka semakin menukik setelah Nasdem mendukung Ganjar Pranowo yang menjadi pesaing berat Puan Maharni di tubuh PDI Perjuangan untuk berebut tiket menuju pemilihan presiden.
Nah, pelukan Paloh kepada Puan pada hari Senin 22 Agustus 2022 di depan petinggi PDI Perjuangan dan nasdem tentu dimaknai macam-macam oleh publik.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ancam Mafia Tanah yang Menyusahkan Masyarakat: Kita Gebuk
Makna pertama adalah bahwa Paloh ingin menghilangkan kesan bahwa Nasdem dan PDI Perjuagan bermusuhan, namun sahabat dekat.
Dengan begitu, Nasdem ingin menjaga suara mereka dari pendukung Jokowi agar tidak lari mengingat ada survei yang menyebut bahwa kalangan nasionalis pemilih Nasdem lari setelah Nasdem mendukung Anies Baswedan yang mereka nilai sebagai representasi kalangan garis keras.
Makna kedua, pelukan Paloh kepada Puan memberi pesan bahwa Nasdem masih mungkin membangun koalisi dengan PDI Perjuangan.
Nasdem butuh membangun koalisi dengan partai politik lain mengingat jumlah kursi mereka hanya 59 dari 575 kursi di DPR atau hanya 10,26 persen. Mereka butuh koalisi dengan partai politik lain agar mencapai 20 persen sebagai syarat memenuhi ambang batas minimal 20 persen.
Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim Tunjuk Sofwan Effendi Jadi Plt Rektor Unila
Sedangkan PDI Perjuangan memiliki 128 dari 575 kursi di DPR atau 22,26 persen. Mereka adalah satu-satunya partai politik yang mampu mengusung calon presiden sendiri.
Dengan merapatkan persahabatan dengan PDI Perjuangan, Nasdem memiliki kawan besar untuk membangun koalisi yang kuat dan tangguh menjadi pemenang.
Makna lain dari pelukan Paloh kepada Puan adalah memberi pesan bahwa mereka tidak lagi berseberangan dalam membangun negeri secara bersama-sama.
Dan, pelukan Paloh ini bisa memberi kesan positif kepada calon anggoa legislatif dari Nasdem di daerah-daerah yang selama ini dikenal pendukung garis keras PDI Perjuangan dan Jokowi, seperti Provinsi Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian daerah di Sumatera Utara.
Baca Juga: Menko Luhut: Pemerintah Rancang Penyesuaian Harga BBM, Ini Alasannya
Tetapi, pelukan Paloh kepada Puan itu menjadi tak bermakna bilamana Nasdem ternyata mendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menjadi bakal calon presiden, karena di situlah kunci semuanya itu. ***