Ray Rangkuti Usul Ada Pengaturan Donor Asing untuk LSM, Sikapi Kabar NED Intervensi Pemilu di Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 17 September 2023 16:55 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Pengamat politik dan pemilu, Ray Rangkuti menyarankan agar pemerintah mengatur pemberian donor asing kepada LSM di Indonesia.
Usulan perihal donor asing itu sebenarnya sudah didorong Ray Rangkuti dan sejumlah pegiat demokrasi sejak tahun 2014. Apalagi kini Indonesia sudah kembali memasuki tahun politik untuk pemilu 2024.
Kini Ray Rangkuti kembali menyoroti temuan adanya indikasi intervensi di balik donor asing yang dilakukan NED, lembaga think thank yang dibuat oleh elite CIA.
Baca Juga: Mengenal Masalah Kesehatan Mental Ibu Pasca Melahirkan, Tak Hanya Baby Blues, Ada Juga Postpartum
Hal ini dilakukan untuk mencegah agar bantuan itu tidak disalahgunakan untuk sesuatu yang mengganggu kepentingan nasional.
Pernyataan itu disampaikan Ray Rangkuti dalam Seminar Politik bertemakan “Mewaspadai LSM, Pihak atau Bantuan Asing yang Mengintervensi Demokrasi dan Pilpres 2024” yang digelar Orbit Indonesia dan XYZ+ Agency pada Minggu, 17 September 2023.
“Karena itu kita sejak tahun 2014 mendorong agar ada UU untuk mengatur bantuan asing di Indonesia ini. Karena lembaga donor ini, mohon maaf saja, mereka pilih kasih juga,” tutur Ray Rangkuti.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Unik Masyarakat Cirebon, Membuat Kue Apem untuk Keselamatan di Bulan Safar
Lembaga donor bantuan asing itu, menurut Ray Rangkuti hanya akan memberikan bantuan kepada LSM yang cenderung sesuai kepentingan kita.
“Orang seperti saya ya tidak mungkin lah. Karena kita pernah ungkap dan usir mereka,” papar Ray Rangkuti.
Selain itu, Ray Rangkuti juga mengungkap perubahan tren dari LSM di Indonesia yang diduga menerima donor bantuan asing. Yakni terkait kerjasama LSM dengan lembaga negara.
Baca Juga: Spoiler Manga Kagura Bachi, Kisah Pertarungan Balas Dendam Seorang Pendekar Pedang dari Shonen Jump
“Sebelum tahun 2014, lembaga negara yang kerjasama dengan NGO (Non Government Organization atau LSM), seolah lembaga negaranya yang naik kelas,” ungkap Ray Rangkuti.
“Makin ke sini, kira-kira sejak tahun 2014, setelah presidennya (dijabat) Jokowi, mereka (LSM) yang bekerjasama dengan lembaga negara, maka mereka akan naik kelas (prestis) di kalangan mereka (LSM) itu sendiri,” papar Ray Rangkuti.
Seminar dan diskusi politik itu digelar terkait bocoran informasi bahwa NED (National Endwonment for Democracy) yakni sebuah lembaga think thank yang didirikan pejabat CIA, sedang berupaya turut campur dalam proses demokrasi dan transisi kepemimpinan di Indonesia.
Proses intervensi itu dilakukan antara lain melalui penyaluran donor bantuan asing ke sejumla LSM di Indonesia.
Bocoran itu disampaikan oleh Minpress News, media sayap kiri di Amerika Serikat.
“Kenapa kami mengangkat ini, karena kami menginginkan agar proses pemilu di Indonesia bisa berjalan secara adil, jujur, transparan dan tanpa campur tangan kepentingan asing,” ujar Satrio Arismunandar, wartawan senior dan pemimpin redaksi Orbit Indonesia yang juga menjadi salah satu pembicara dalam seminar dan diskusi tersebut. ***