Ekspresi Data Denny JA: Media Sosial sebagai Pengeras Suara, di Indonesia Pemilik Akun WhatsApp yang Terbanyak
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 11 September 2023 08:41 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kita sudah sampai di era teknologi yang memperkuat individu.
Walau kita tak punya stasiun TV, walau tak punya penerbitan koran, tapi jika kita memiliki akun media sosial: Facebook, atau Instagram, Tik Tok, Twitter sampai YouTube, maka suara kita, gagasan kita, bisa menyebar melampaui batas-batas provinsi, bahkan melampaui batas-batas negara.
Ini yang dialami oleh seorang wanita bernama Nadia Murad di tahun 2016.
Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Di Indonesia, Orang yang Tak Punya Handphone Mencapai 23,9 Persen
Ia berasal dari etnik Yazidi, yang tinggal di sekitar negara Suriah, Irak, Iran, dan Turki. Nadia ujungnya mendapat nobel perdamaian (Nobel Peace Prize) di tahun 2018.
Nadia diculik dan dijadikan budak seksual oleh ISIS. Ia menceritakan pengalamannya lewat buku, dan dilanjutkan banyak pihak melalui media sosial.
Akhirnya pengalamannya didengar oleh PBB. Kita pun terbelalak mata, mengetahui ternyata telah terjadi di sana peristiwa Genocide. Bahkan terjadi ethnic cleansing terhadap etnik (etnoreligius) Yazidi oleh ISIS. Sebuah etnis dibasmi dan ditindas atas nama ideologi, agama, dan perang.
Kita melihat hebatnya buku dan media sosial di sini. Tapi bagaimana dengan Indonesia?