AECC Sepakat Dokumen Inisiatif Dibawa ke KTT ke 43 ASEAN
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 04 September 2023 11:24 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community Council, AECC) ke 23 sepakat untuk menyerahkan dokumen inisiatif ke pertemuan tingkat tinggi KTT ke 43 ASEAN pada 5 hingga 7 September 2023 di Jakarta.
Dalam pertemuan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto hasilkan empat dokumen yang akan diserahkan pada KTT ke 43 ASEAN.
Keempat dokumen kesepakatan AECC tersebut adalah Leaders' Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crisis, Leaders' Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
Baca Juga: Inilah Jadwal Rekayasa Lalu Lintas Selama Penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Catat Waktunya
Lalu, ASEAN Leaders’ Declaration on ASEAN as Epicentrum of Growth ASEAN Leaders’ dan terakhir adalah ASEAN Blue Economy Framework
Selain akan menyerahkan dokumen inisiatif kepada pertemuan tingkat tinggi, Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN juga membahas persiapan keikut sertaan Timor Leste sebagai bagian dari ASEAN.
"Kami juga membahas persiapan ke ikut sertaan Timor-Leste di ASEAN. Para menteri mendukung penuh Timor-Leste dalam keikut sertaannya dalam pertemuan-pertemuan di pilar dan kegiatan-kegiatan perekonomian ASEAN". Kata Airlangga
Baca Juga: 3.173 Tugu Perguruan Silat di Jawa Timur Berada di Atas Tanah Negara, Diharapkan Segera Dibongkar
Dalam pertemuan AECC ke-23 yang mempertemukan para Menteri Ekonomi ASEAN dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
Beberapa isu strategis regional dibahas dalam pertemuan tersebut, termasuk situasi perekonomian global saat ini.
Para Menteri sepakat bahwa kondisi perekonomian bersifat dinamis dan penuh tantangan, namun perekonomian kawasan pulih dengan cepat dan mengatasi kondisi sebelum pandemi.
Baca Juga: Hari Ini Empat Parpol Pengusung Ganjar Pranowo Berkumpul di PDI Perjuangan, Bahas Kriteria Cawapres
“Total PDB ASEAN akan mencapai $3,6 triliun pada tahun 2022. Namun proyeksi perekonomian global ke depan menunjukkan adanya kelambatan dan tidak menentu bertumbuh. Ini menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi kawasan,” kata Airlangga.
Dalam pertemuan tersebut, para menteri soroti lima isu penting, yaitu geopolitik dan fragmentasi rantai pasokan, transformasi energi hijau, inovasi digital, dan pertumbuhan inklusif.
Para menteri juga sepakat untuk memperkuat kerja sama dan integrasi ekonomi antar negara-negara Asia Tenggara dengan tujuan memperkuat struktur perdagangan dan rantai pasokan regional.
Baca Juga: Berikut Daftar Drakor dan Film yang Pernah Dibintangi Kim Rae Won Selain The First Responders 2
Pemerintah masing-masing negara ASEAN akan mengembangkan kebijakan yang berbeda untuk meningkatkan daya saing, ketahanan dan reformasi struktural.
Kebijakan ini akan mendukung keberlanjutan dan digitalisasi, sekaligus memanfaatkan perubahan demografis.
Kawasan ASEAN akan dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan regional dan mesin pertumbuhan global.
Baca Juga: Kondisi Terbaru Francesco Bagnaia Usai Kakinya Terlindas di MotoGP Catalunya
Selain itu, kawasan ini akan didorong untuk menjadi tujuan investasi utama dan pusat manufaktur global yang andal dan kompetitif.
Para Menteri juga membahas kemajuan yang dicapai dalam pengembangan Visi Komunitas ASEAN setelah tahun 2025.
Disepakati bahwa Visi ASEAN 2045 bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN “Resilient, Innovative, Dynamic, and People-Centered”.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Pimpin 12 Sidang di KTT Ke 43 ASEAN
Berdasarkan kesepakatan tersebut, tugas selanjutnya adalah menyusun rencana strategis Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) setelah tahun 2025.
Empat faktor yang harus diperhatikan: peningkatan integrasi dan ketahanan ekonomi regional, transformasi dan inovasi teknologi, keberlanjutan ekonomi, dan mempersiapkan masyarakat untuk berkreasi berubah bersama.
Menurut Airlangga, pemerintah ASEAN harus beradaptasi dengan tren besar ini. Fokusnya harus pada digitalisasi dan teknologi, perubahan iklim, perubahan demografi, dan persaingan kekuatan ekonomi.
Baca Juga: Wajah Baru, Taman Mini Indonesia Indah Tuan Rumah Spouse Program dalam Rangkaian KTT ke 43 ASEAN
Berikutnya, pemerintah negara-negara ASEAN harus mendukung kondisi perusahaan yang mempunyai dampak nyata dan menguntungkan, termasuk UMKM. Poin terakhir adalah pelaksanaan yang efektif, efisien dan produktif.
“Para menteri sepakat untuk meminta seluruh komponen badan sektoral terkait, untuk segera menyusun rencana aksi untuk mendukung pencapaian Visi ASEAN 2045,” kata Airlangga.
Pilar ekonomi mempunyai tiga strategis Thrust. Tiga diantaranya adalah Recovery Rebuilding, Digital Economy, dan Sustainability.
Dalam tiga pilar tersebut, terdapat 16 Priority Economic Deliverables (PED). AECC juga membahas perkembangan PED.
Saat ini sudah selesai 11 PED, sedangkan 5 sisanya akan selesai pad akuartal 4/2023, Oktober hingga Desember 2023. Jika membahas PED,
Indonesia mendorong peningkatan kapasitas, bersaing dan terhubung serta mempercepat transformasi digital dan agenda keberlanjutan Di kawasan.
Baca Juga: Berikut Tips Meminimalisir Resiko Bisnis bagi Entrepreneur Pemula yang Ingin Resign sebagai Karyawan
Untuk mendorong transformasi digital di kawasan, para menteri juga menyepakati kerangka negosiasi mengenai ekonomi digital di kawasan.
AECC juga berhasil meluncurkan perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Perundingan putaran pertama akan berlangsung pada November 2023 di Indonesia.
“Perlu dicatat bahwa potensi ekonomi digital di kawasan ini sangat besar dan diperkirakan akan mencapai $2 triliun pada tahun 2030. Perundingan akan terus didorong agar selesai pada 2025, sehingga kita tidak kehilangan momentum,” ujar Airlangg.
Keberlanjutan isu juga menjadi perhatian bersama di ASEAN. AECC juga telah menyetujui strategi netral karbon. Untuk melakukan hal ini, setiap negara harus mengawal implementasinya.
Indonesia mengusulkan untuk membahas pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Usulan ini diterima dengan baik oleh seluruh negara anggota ASEAN dan akhirnya sepakat untuk segera menyusun strategi bersama untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Persiapan ke ikut sertaan Timor-Leste di ASEAN juga dibahas. Para Menteri mendukung partisipasi penuh Timor-Leste dalam pertemuan dan kegiatan pilar ekonomi ASEAN.***
Penulis – Daffa Komala