DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Djaulung Wismar Saragih, Pendeta Pertama di Simalungun dan Pendiri GKPS

image
Memorialisasi Peresmian Monumen Wismar Saragih (1888-1968): Misionaris Pribumi, Emansipasi Perempuan, dan Kristen Nusantara dari Tanah Simalungun.

ORBITINDONESIA.COM - Djaulung Wismar Saragih adalah pendeta pertama di Simalungun dan mendirikan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS). Pada 2 September 2023, GKPS memperingati hari Jubileum 120 tahun Injil datang di Tanah Simalungun.

Hoekema dan Swellengrebel menyebut Wismar dengan Martin Luther dari Simalungun (Een Simaloengoensche Luther) atas peran Wismar Saragih, sebagai orang Nusantara yang pertama kali menerjemahkan Alkitab secara mandiri ke salah satu bahasa di Nusantara: Simalungun.

Alkitab Nusantara. Melalui Wismar Saragih, maka kitab suci dapat dibaca semua orang, khususnya orang Simalungun, karena pada waktu itu, kitab suci hanya otoritas para penginjil zending Jerman RMG saja.

Baca Juga: Saiful Huda Ems: Anies dan Cak Imin, Bertemunya Dua Belut Politik di Pilpres 2024

Selain memiliki peran dalam hal agama, kiprah Wismar juga terdapat dalam bidang kesenian, kebudayaan, kesetaraan gender dan perempuan.

Di antaranya: Mendirikan Comite Na Ra Marpodah Simalungun (1928), Mendirikan Sinalsal majalah pertama di Simalungun (1931-1942), Penerjemah Alkitab pertama di Nusantara (1928-1950), Penyusun Kamus Simalungun pertama (1937), Perintis Museum Simalungun (1939), Perintis Sekolah Perempuan pertama. 

Wismar pun merintis sekolah perempuan yaitu 'Sekolah Putri' yang berlangsung pada sore hari (1915). Sama halnya dengan para perintis lainnya sekitar tahun 1900.

Yaitu: Dewi Sartika mendirikan 'Sakola Istri' (1904), Roehana Koeddoes mendirikan sekolah perempuan 'Kerajinan Amai Setia' (1911), 'Sekolah Kartini' (1912) didirikan oleh Yayasan Kartini oleh Keluarga Kartini Deventer seorang tokoh Politik Etis, dan Wismar mendirikan Sekolah Putri Sore (1915).

Baca Juga: Sinopsis Film Sleep Call, Tayang Perdana 7 September 2023: Angkat Tentang Isu Kesehatan Mental

Berbeda dengan ketiga nama yang telah disebut sebelumnya (Sartika, Koeddoes, Kartini), maka di Simalungun sekolah untuk perempuan dirintis oleh seorang laki-laki: Wismar Saragih.

Halaman:
1
2

Berita Terkait