Djaulung Wismar Saragih, Pendeta Pertama di Simalungun dan Pendiri GKPS
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 03 September 2023 19:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Djaulung Wismar Saragih adalah pendeta pertama di Simalungun dan mendirikan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS). Pada 2 September 2023, GKPS memperingati hari Jubileum 120 tahun Injil datang di Tanah Simalungun.
Hoekema dan Swellengrebel menyebut Wismar dengan Martin Luther dari Simalungun (Een Simaloengoensche Luther) atas peran Wismar Saragih, sebagai orang Nusantara yang pertama kali menerjemahkan Alkitab secara mandiri ke salah satu bahasa di Nusantara: Simalungun.
Alkitab Nusantara. Melalui Wismar Saragih, maka kitab suci dapat dibaca semua orang, khususnya orang Simalungun, karena pada waktu itu, kitab suci hanya otoritas para penginjil zending Jerman RMG saja.
Baca Juga: Saiful Huda Ems: Anies dan Cak Imin, Bertemunya Dua Belut Politik di Pilpres 2024
Selain memiliki peran dalam hal agama, kiprah Wismar juga terdapat dalam bidang kesenian, kebudayaan, kesetaraan gender dan perempuan.
Di antaranya: Mendirikan Comite Na Ra Marpodah Simalungun (1928), Mendirikan Sinalsal majalah pertama di Simalungun (1931-1942), Penerjemah Alkitab pertama di Nusantara (1928-1950), Penyusun Kamus Simalungun pertama (1937), Perintis Museum Simalungun (1939), Perintis Sekolah Perempuan pertama.
Wismar pun merintis sekolah perempuan yaitu 'Sekolah Putri' yang berlangsung pada sore hari (1915). Sama halnya dengan para perintis lainnya sekitar tahun 1900.
Yaitu: Dewi Sartika mendirikan 'Sakola Istri' (1904), Roehana Koeddoes mendirikan sekolah perempuan 'Kerajinan Amai Setia' (1911), 'Sekolah Kartini' (1912) didirikan oleh Yayasan Kartini oleh Keluarga Kartini Deventer seorang tokoh Politik Etis, dan Wismar mendirikan Sekolah Putri Sore (1915).
Baca Juga: Sinopsis Film Sleep Call, Tayang Perdana 7 September 2023: Angkat Tentang Isu Kesehatan Mental
Berbeda dengan ketiga nama yang telah disebut sebelumnya (Sartika, Koeddoes, Kartini), maka di Simalungun sekolah untuk perempuan dirintis oleh seorang laki-laki: Wismar Saragih.
Saya telah menulisnya dengan judul "Emansipasi Simalungun dan ‘Herstory’ dari Tiga Ompung Boru" dalam buku Gender, Seksualitas, dan HAM Perempuan (2022)
Wismar Saragih pun memimpin rakyat (Simalungun) untuk mendukung kemerdekaan Indonesia yang baru diproklamasikan beberapa bulan oleh Soekarno-Hatta.
Wismar menyampaikannya melalui mimbar gereja, maupun pidato umum, seperti yang dilakukannya di Lapangan Sepak Bola Pematang Raya, pada tanggal 23 Desember 1945.
Jumat, 1 September 2023, telah dilakukan memorialisasi peresmian Monumen J. Wismar Saragih, di Kecamatan Raya, Pamatang Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Baca Juga: Mauricio Pochettino Sebut Kekalahan Chelsea dari Nottingham Forest Hanya Karena Kurang Beruntung
Semoga upaya memorialisasi ini semakin mengenalkan sosok dan peran Wismar kepada masyarakat luas, dan mohon dukungan doa agar semakin dimudahkan untuk tahap selanjutnya.
"Janganlah kita hidup sekarang jadi pembohong. Biarlah sifat jujur yang kita warisi dari nenek moyang, tetap kita pertahankan dan dapat kita sumbangkan kepada generasi penerus, kepada bangsa Indonesia dan kepada orang Simalungun khususnya" (Pdt. Jaulung Wismar Saragih)
Jakarta, 2 September 2023
Oleh: Chris Poerba. ***