Saiful Hufa Ems: Dansa Dansi Politik di Pilpres 2024
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 28 Agustus 2023 15:42 WIB
Trend elektabilitas Ganjar selalu cenderung naik, sedangkan elektabilitas Prabowo dan Anies cenderung menurun. Jika disimpulkan akan terbaca, bahwa popularitas Prabowo dan Anies ternyata tidak sebanding dengan elektabilitasnya.
Maka ketika Anies nantinya dapat dirangkul oleh Ganjar menjadi Cawapresnya, dengan seketika elektabilitas pasangan Prabowo dengan siapapun akan langsung anjlok alias turun drastis.
Jangan pernah bermimpi Prabowo akan maju berpasangan dengan Gibran Rakabuming sebagaimana yang publik hendak diarahkan oleh Raja Survei Indonesia Denny JA.
Baca Juga: Inilah Daftar 31 Jalan di Wilayah Jakarta Selatan yang Jadi Langganan Pengendara Motor Melawan Arah
Sebab selain Mahkamah Konstitusi belum memutuskan judicial review yang memperbolehkan usia Capres/Cawapres minimal 35 tahun, ide Denny JA yang diamplifikasi oleh para pendukung Prabowo tersebut, sudah dijawab langsung oleh Gibran dengan gerakan pasang sticker Capres 2024 Ganjar Pranowo di pintu-pintu rumah penduduk. Ini artinya Gibran tak sudi disandingkan dengan Capres Prabowo.
Ketiga, di hari-hari ini sudah mulai ramai pernyataan demi pernyataan politisi PDIP dan NASDEM yang selalu bersambut, bahwa dari mereka mulai terbersit keinginan untuk menduetkan Ganjar dan Anies di Pilpres 2024.
NASDEM dan PKS nampak sekali tidak keberatan apabila status Cawapres yang diusungnya turun derajat menjadi Cawapresnya Ganjar Pranowo. Ini sangat rasional dan lumrah, mengingat elektabilitas Anies terus menerus menurun dan hingga kini belum mampu menemukan calon Cawapresnya.
Serta dihantui oleh kecemasan akan larinya partai koalisinya sendiri, yakni Partai Demokrat karena kecewa AHY tak diterima sebagai Cawapresnya Anies. Meski demikian posisi elektabilitas Anies selalu berada di atas tokoh-tokoh politisi lainnya selain Ganjar dan Prabowo.
Sebelum Partai Demokrat benar-benar kabur berkoalisi dengan PDIP, maka tidak ada jalan lain bagi NASDEM untuk merapat terlebih dahulu ke PDIP. Demikian pula dengan PKS yang sudah lama trauma mendukung Prabowo namun selalu kalah, tidak akan mau jatuh di lubang kegagalan yang sama untuk ketiga kalinya, karenanya merapat ke PDIP merupakan pilihan terbaiknya.