Timor Leste Ingin Gabung Lagi dengan Indonesia, tapi Gengsi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 18 Agustus 2023 16:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Timor Leste, Anda punya tetangga. Orangnya baik. Suka menolong bila lagi susah. Tapi, Anda malah tak menghiraukannya. Suka memalingkan wajah. Malah suka memuji orang jauh di seberang sana. Orang yang beda bahasa, kulit, agama, kelas, rasa, dan pendidikan.
Saat Anda sakit, tetangga dekat itulah yang membantu, bukan orang asing nun jauh di sana. Itulah gambaran Timor Leste. Tapi, itu dulu. Sekarang, sudah mau menegur tetangga yang suka menolong, Indonesia.
Timor Leste pernah menjadi provinsi ke-27 Indonesia. Saat jadi bagian kita, negeri kecil itu dibangun serius oleh Soeharto. Seperti anak emas. Dimanjakan dan diistimewakan. Siapa sangka, orangnya tak suka dibikin enak, disuapin, maunya makan sendiri.
Baca Juga: Dr Abdul Aziz: Gazalba Saleh dan Anehnya Logika Hukum MA
Dimotori Xanana Gusmao melakukan pemberontakan. Berjuang siang malam lewat perang gerilya melawan TNI/Polri. Banyak yang gugur kedua belah pihak. Perang ini menarik perhatian PBB.
Disponsori Australia, sukses membuat Indonesia mengikuti kemauan rakyat Timor Timur, yakni referendum. Digelarlah referendum dengan panitianya PBB pada 30 Agustus 1999.
Hasilnya, rakyat Timor lebih memilih cerai, talak tiga lagi, dengan tetangganya yang hanya dipisahkan garis imajiner. Pada 20 Mei 2002, Timor Leste dinyatakan merdeka dari Indonesia.
Mereka, rakyatnya pun bersorak-sorai gembira. Mereka beramai-ramai turun ke jalan merayakan kemerdekaan dari tetangganya. Mereka pun larut dalam kemerdekaan yang selama ini diimpikan.
Indonesia waktu itu presidennya alm BJ Habibie. Ia pun dihujat dan menjadi kartu merah sehingga MPR tak merekomnya jadi presiden untuk dipilih. Presiden berikutnya, membiarkan Timor Leste dengan jalannya sendiri. Walau sudah tak bertegur, suka malingkan wajah, Indonesia tetap senyum.
Baca Juga: Prediksi Skor BRI Liga 1: Persikabo 1973 vs Madura United, Laga Berat Laskar Padjajaran