DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hilirisasi Nikel di Indonesia, Kemenperin: Multiplier Effect Mulai Terlihat

image
Hamparan nikel yang siap dipasarkan. (ist)

"Hal ini tentu akan menambah pemasukan PNBP dan pajak pajak lain yang nilainya triliunan. Dari sini saja jika kita ekspor bahan mentah cuma dapat 17 triliun setelah diproses menghasillan di atas 510 triliun sangat mudah karena nilai tambah ini. Lebih leboh jika ada pabrik baterai mengubah ore menjadi LiNiMnCo bisa mencapai 642 kali lipat nilai tambahnya," kata Febri.

Lebih lanjut dia menerangkan, jika dilihat performa kontribusi logam dasar ke ekonomi, PDB logam dasar di Kwartal 1 2023 tumbuh 11,39 persen. Semester 1 tahun 2023 ini logam dasar memperoleh PDB sebesar Rp 66,8 triliun.

Selama periode tahun 2022 tumbuh diatas 15 persen dengan nilai Rp 124,29 triliun juga tahun 2021 tumbuh double digit setara Rp 108,27 triliun. Bahkan di masa covid tahun 2020 industri logam dasar berhasil tumbuh mengesankan.

Baca Juga: Waspadai Fitur Terbaru WhatsApp Berbagi Layar yang Dinilai Bisa Mengganggu Privasi Penggunanya, Awas Diretas

"Indikator ini sebenarnya sangat jelas benefit smelter buat ekonomi nasional sangat jelas bukan untuk negara lain meskipun hadirnya PMA sebagai pengungkit investasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Febri.

Selanjutnya, Posisi Indonesia sebagai eksportir utama produk hilir logam nikel terus menguat dalam beberapa tahun terakhir, utamanya setelah kebijakan hilirisasi dan pelarangan ekspor biji nikel dijalankan.

Ekspor Stainless steel, baik dalam bentuk slab, HRC maupun CRC menyentuh angka sebesar 10,83 miliar dollar AS di tahun 2022. Nilai ekspor ini meningkat 4,9 persen dari tahun 2021 yang sebesar 10,32 miliar dolar AS. Berdasarkan data worldstopexport tahun 2022, Indonesia menjadi eksportir HRC ranking 1 dunia dengan nilai 4,1 miliar dolar AS.

Febri menambahkan, tidak hanya itu, ekspor produk hilir dari nikel lainnya juga terus meningkat pesat. Tercatat pada tahun 2022, nilai ekspor ferronikel mencapai 13,6 miliar dolar AS, atau meningkat 92 persen dibandingkan nilai ekspor pada tahun 2021 yang sebesar 7,08 miliar AS.

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Belum Membaik, Pemprov DKI Jakarta dan Korlantas Polri Bentuk Satgas Razia Kendaraan

Nilai ekspor nikel matte juga melonjak sebesar 300 persen, dari 0,95 miliar dolar pada tahun 2021 menjadi 3,82 miliar dolar AS pada tahun 2022.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait