DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Opini Denny JA: Kasus Rocky Gerung dan Wilayah Abu-abu

image
Kasus Rocky Gerung dan Wilayah Abu-abu.

Kasus Rocky Gerung ini hanyalah pengantar saja dari suasana yang akan kita hadapi: tahun politik. 

Ini sejenis icip-icip pembuka, semacam appetizer untuk menu utama kelak: Pilpres 2024.

-000-

Jika Rocky Gerung dipenjara ataupun tidak, apakah tradisi kritik politik akan mati?

Kritik politik adalah anak kandung demokrasi. Tak ada demokrasi tanpa kritik. Selama ada demokrasi, selama itu pula tradisi kritik menyertai.

Tapi publik akan semakin cerdas membedakan, yang mana yang bisa disebut kritik, dan yang mana berita bohong.

Yang mana kritik yang membangun, mencerdaskan, mana kritik yang menghina, yang ibarat tinju: memukul di bawah perut.

Seorang intelektual semakin dihormati jika ia bisa merumuskan kritik yang benar benar mengajak berpikir. Ketajaman kritiknya terasa dari kekuatan fakta dan argumen, bukan dari pilihan kata yang “setengah bohong dan kasar.”

Rocky Gerung telah tampil sebagai kritikus yang otentik. Cerdas dan segar. Tapi untuk beberapa kasus, pilihan katanya bisa dipermasalahkan secara hukum, dan “terlalu puitis.”

Maksud dari “terlalu puitis,” di sini (ada tanda kutipnya), terlalu pedas untuk rata-rata kuping Indonesia.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait