Meilanie Buitenzorgy: Budiman Sudjatmiko, Mayat Mayat dan Kita
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 22 Juli 2023 07:40 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Mayat teman-temannya yang mengambang di sepanjang perairan kepulauan Seribu sampai perairan Lampung. Bagi Budiman Sudjatmiko, itu hanya sekedar masa lalu.
Mayat Ita Marthadinata yang diperkosa sebelum dibunuh, dengan batang kayu tertancap di anus. Mayat bocah Fransisca yang diperkosa dengan botol yang dipecahkan dalam vaginanya. Mayat gadis Tionghoa lain yang habis diperkosa orang berambut cepak tak dikenal dipaksa minum baygon orang tuanya sendiri.
Dan mayat ratusan lagi perempuan-perempuan Tionghoa yang diperkosa, disayat puting payudaranya, lalu dibunuh atau terbunuh. Bagi Budiman Sudjatmiko, itu pun hanya sekedar masa lalu.
Elektabilitas Prabowo yang makin moncer. Menduduki puncak klasemen berbagai lembaga survey terpercaya. Bagi Budiman Sudjatmiko, itulah masa depan!
Memilih jalan hidup sebagai politisi, namun tak terangkut ke Senayan, pasti membuat frustrasi.
Politik memang tak bermoral. Sejak zaman Julius Caesar sampai zaman Jokowi, begitulah adanya politik. Dalam politik, tak ada benar-salah. Yang ada hanyalah menang-kalah. Itulah yang dikatakan Romahurmuziy, politisi partai relijius PPP, tanpa malu-malu, dalam sebuah episode podcast Total Politik.
Ketika publik berusaha mati-matian menjaga moral dan nilai benar-salah, politisilah yang menghancurkannya. Politisi seperti Budiman Sudjatmiko.
Baca Juga: Profil Lengkap PSS Sleman: Klub Berjuluk Super Elang Jawa yang Berkompetisi di BRI Liga 1
Jangan lupa, KITA pernah memenangkan pertarungan moral dan benar-salah itu. Nilai-nilai moral kita lah yang sukses mengirim Ferdy Sambo ke penjara.