Kemerdekaan dan NKRI dalam Naungan Takdir Allah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 17 Agustus 2022 09:15 WIB
Seorang anak kecil dapat mengatakan bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan lain-lain pulau kecil di antaranya adalah satu kesatuan".
Selanjutnya, dalam pidato tadi, Bung Karno menyatakan bahwa NKRI adalah takdir dari Allah SWT. Artinya, Allah sudah merancang dari alam Azalia bahwa Indonesia menjadi NKRI. Meski demikian, jelas Bung Karno, perwujudan takdir Allah itu harus diperjuangkan.
Allah mengelompokkan kepulauan di Nusantara, jelas Bung Karno lebih jauh, agar masyarakat Nusantara berjuang meraih takdirnya. Yaitu persatuan dan kesatuan kepulauan itu, meskipun terpisah oleh lautan.
Dalam pidato tersebut, Bung Karno mengajak: Ke sinilah kita semua harus menuju: Mendirikan satu Nationale Staat, di atas kesatuan bumi Indonesia dari ujung Sumatera sampai Irian.
Baca Juga: Inilah Profil Singkat WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya
NKRI sebagai takdir Allah sekaligus ideologi seperti halnya Pancasila, belum banyak diperbincangkan orang . Padahal pernyataan Bung Karno yang berbasis UUD 45 dan Pancasila itu mengandung makna yang dalam.
Kenapa demikian? Belakangan ini, ada sebagian WNI yang menyatakan anti Pancasila dan NKRI. Mereka menginginkan negara Indonesia berbentuk kerajaan, khilafah, atau federal.
Orang-orang yang berpikiran dan berkehendak seperti itu jelas adalah pengkhianat bangsa. Pinjam istilah Bung Karno mereka melawan takdir Allah.
Orang macam itu tidak hanya sesat jalan secara politis dan ideologis. Tapi juga sudah mengingkari takdir Allah.