Pemerintah Luncurkan Pertamax Green 95 dari Tetes Tebu
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 20 Juli 2023 08:33 WIB
“Ekspansi perkebunan sawit masih memiliki risiko sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, selagi terus memperbaiki tata kelola sawit, pemerintah juga perlu mengoptimalkan penggunaan aneka sumber bahan baku dalam pengembangan BBN generasi kedua, yang berasal dari sampah atau limbah.
Sumber-sumber lain tersebut bisa berupa minyak jelantah; tongkol jagung; tetes tebu, seperti yang digunakan Pertamax Green 95; limbah-limbah pertanian; dan lain sebagainya,” terang Giorgio.
Giorgio juga menekankan bahwa diversi?kasi atau penganekaragaman sumber bahan bakar sejalan dengan target Indonesia untuk beralih kepada energi berkelanjutan dalam rangka mengurangi emisi.
Baca Juga: Viral Video Kondisi Jembatan Pondok Panjang di Sumatra Utara Rusak Parah, Sudah Memakan Korban Jiwa
Di dalam Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050, Indonesia menargetkan agar, pada tahun 2050, BBN menyumbang 46 persen dari total energi sektor transportasi.
“Pencapaian target LTS-LCCR 2050 tersebut memerlukan andil berbagai bahan baku agar Indonesia tidak bergantung kepada minyak sawit saja. Karena ketergantungan berlebihan terhadap satu bahan baku memiliki banyak risiko dari sisi ekonomi, sosial dan ekologi,” tambah Giorgio.
Selain mendukung transisi energi, Giorgio juga menyoroti keunggulan lain dari diversi?kasi bahan baku BBN, yakni mendukung kemandirian energi.
“Diversi?kasi bahan baku BBN merupakan wujud upaya memaksimalkan sumber daya energi domestik yang kemudian bisa memberikan stimulus bagi perekonomian di berbagai daerah. Perlu diingat, berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi sumber BBN yang berbeda-beda yang patut, tetapi belum, dikembangkan,” jelas Giorgio.
Baca Juga: Perkumpulan Penulis Satupena Akan Diskusikan Diplomasi Berbasis Budaya
Menutup responnya, Giorgio juga mendorong masyarakat untuk memilih bahan bakar yang berkelanjutan. “Dengan cara tersebut, masyarakat bisa ambil andil dalam meningkatkan demand domestik terhadap energi berkelanjutan.”