Bagaimana Cara Putin Membangun Kekuasaan di Rusia dan Menaklukkan Para Miliarder
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 25 Juni 2023 15:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tanggal 8 Mei 2000 Vladimir Putin dilantik jadi Presiden Rusia. Sehari setelah dia disumpah, yang pertama dia gusur adalah Berezovsky. Padahal Putin dapat memenangkan pemilu karena dukungan Politik dan dana dari Berezovsky.
Semua tahu Berezovsky adalah salah satu miliarder Rusia. Punya beragam bisnis di dalam dan luar negeri. Waktu Putin jadi Walikota St Petersburg, yang memberinya dukungan financial adalah Berezovsky. Maklum sebagai walikota, Putin tidak mau terima gaji dan fasilitas dari negara.
Berezovsky bukan hanya digusur sebagai ring 1 kekuataan Putin. Putin malah perintahkan Jaksa Agung usut kesalahan Berezovsky. November 2000, Jaksa agung membuka lagi kasus Aeroflot.
Baca Juga: Menyingkap Misteri 212: Di Mana Posisi Istana
Tahap awal Berezovsky dijadikan saksi. Namun dia sedang di luar negeri. Sejak itu dia tidak pernah lagi pulang ke tanah airnya. Bebarapa tahun kemudian Berezovsky meninggal di London karena bunuh diri.
Apakah cukup sebatas Berezovsky? Tidak. Putin perintahkan FSB (Badan Intelijen Rusia) untuk memburu elite politik yang menjadi sumber bangkrutnya USSR dan tidak mampu berdiri dengan percaya diri setelah Republik Rusia berdiri.
Yang membuat Rusia tidak punya rasa hormat dari Barat dan AS, karena warisan budaya korupsi era USSR.
Baca Juga: KBRI Moskow: Warga RI di Rusia Agar Hindari Perjalanan Luar Kota, Khususnya ke Rostov dan Voronezh
Putin tahu, tidak mudah menyelesaikan kasus hukum lewat pengadilan. Karena para koruptor dan komprador itu punya partai, punya uang dan punya jabatan bergengsi di DPR dan lembaga negara.
Pengalaman sekita puluh tahun di FSB, Putin petakan kekuatan Politik yang jadi tempat politisi korup berlndung. Mereka tikus semua, musuh rakyat.
“Saya tidak diplih memakmurkan rakyat lewat ekonomi. Tapi mengembalikan kehormatan rakyat dan bangsa Rusia.”
Para musuh rakyat itu tidak diadili. Tetapi mereka menemui ajal dengan cepat secara normal. Ada yang jatuh sedang naik tangga. Ada yang kecelakaan ski. Ada yang tergelincir di kamar mandi. Ada yang bunuh diri tergantung di kamar mandi.
Baca Juga: Tiga Provinsi Ditetapkan Sebagai Kejadian Luar Biasa, Kini Imunisasi Polio Diberikan Dua Dosis
Setiap musuh rakyat itu tewas karena berbagai sebab. Harta mereka tidak disita oleh negara. Atau tidak dinasionalisasi. Putin tidak yakin BUMN bisa bersih. Dia serahkan kepada proksi dibawah kendali intelijen.
Seperti Roman Abramovich jadi proksi mengelola aset Berezovsky. Dengan cara itu Putin terhindar dari sikap otoriter. Karena proses akuisisi aset koruptor itu dilakukan lewat hukum dan UU. Walau tentu caranya hostile. Ya intelijen lah.
Dari tahun 2000 sampai 2018, dia fokus memperbaiki ekonomi dan infrastruktur. Setelah ekonomi Rusia bangkit, tahun 2008 giliran orang kaya di Rusia dia bonsai. \
Reformasi agraria. Tanah yang dikuasai korporat diserahkan kepada kelompok tani dalam bentuk saham. Setiap investasi properti mewah wajib sediakan dana 20 persen dari nilai investasi untuk pembangunan rumah murah rakyat.
Dia smart. Tidak minta uang, tapi rumah murah jadi. “Bangunlah sendiri oleh kalian dan lihat sendiri untuk siapa rumah itu. “ Kampanye memerangi kemiskinan benar-benar sistematis.
Dia membelanjakan 3,4 triliun rubel (Rp 900 triliun) untuk mendukung keluarga dan pertumbuhan demografis dalam enam tahun.
Dia juga membelanjakan 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk perawatan kesehatan. Tidak ada premi asuransi seperti BPJS. Membelanjakan 11 triliun rubel (Rp. 2900 trilun ) untuk infrastruktur jalan tanpa tol.
Dan sampai kini Putin semakin besar kekuasaannya di Rusia. Dan itu bukan karena pencitraan lewat lembaga survei, tetapi memang dirasakan oleh rakyat Rusia.
Baca Juga: Film Aquaman 2 sedang Syuting Ulang, Sesudah sukses The Flash
Kinerja dalam pembangunan ekonomi telah menempatkan Rusia sebagai negara berpengaruh di dunia International dan membuat lawan politiknya kehilangan retorika dan isu untuk menyudutkannya.
Bahkan dalam keadaan perang, Rusia tetap survive bahkan lebih kuat secara ekonomi. Setidaknya dengan perang itu Putin punya alasan untuk melakukan transformasi ekonomi dan politik.
(Dikutip anonim dari medsos)***