Syaefudin Simon: Betulkah Pak AR Fachruddin Pemimpin Muhammadiyah yang Gagal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 21 Juni 2023 09:31 WIB
Prof. Bambang Pranowo yang dekat dengan Pak AR, pernah bercerita, ada beberapa orang yang sakit minta disembuhkan dengan air yang didoakan Pak AR. Ternyata sembuh.
Terakhir saya mendapat cerita dari Agus Purwantoro, teman sekamar waktu kos di rumah Pak AR yang kemudian jadi menantunya, bahwa ada pria datang ke rumah Pak AR mengucapkan terimakasih karena sewaktu berhaji di Mekah ditolong Pak AR. Pak AR bingung karena di tahun itu tak melaksanakan ibadah haji.
Baca Juga: KALAH TAPI HAPPY: Timnas Dipuji di Dalam dan Luar Negeri, Meski Kalah Lawan Argentina
Nah, cerita-cerita di atas, di kalangan Nahdhiyin, menunjukkan kalau Pak AR punya karomah. Berarti Pak AR seorang waliyullah.
Sayang diskursus waliyullah ini tampaknya langka di Muhammadiyah. Pak AR yang sampai akhir hayatnya tidak punya rumah (padahal kalau mau pasti bisa jika melihat posisi Pak AR yang dekat dengan pusat kekuasaan saat itu) sulit dimengerti, kecuali bila memahami Pak AR dari aspek kewalian atau tasawuf.
Dari perspektif itu pula, kenapa disertasi MIA menyatakan karakteristik Pak AR sebagai pemimpin melebihi kriteria Greenleaf. Padahal kalau konsep kepemimpinan Pak AR dikaji dengan pendekatan sufistik, maka akhlak Pak AR yang dipuji MIA adalah niscaya. Karena Pak AR adalah seorang sufi.
Kembali ke pertanyaan di atas, adakah kegagalan Pak AR dalam memimpin Muhammadiyah?
Jawab MIA, ada. Pertama, Pak AR tidak bisa mewariskan gaya kepemimpinan ideal seperti dirinya kepada penerusnya. Yang kedua, sepanjang hidupnya Pak AR merokok.
Bagi saya, yang pertama oke. Memang sulit Pak AR mewariskan gaya kepemimpinannya terhadap penerus. Ini karena kondisi geopolitik kepemimpinan Pak AR sangat distinktif. Yaitu saat Pak Harto berkuasa.