DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

PARTAI NASDEM: Politik Dagang Sapi di Indramayu, Sapinya Pun Cuma Ilusi

image
Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem sekaligus Anggota Dewan Pakar DPW NasDem Jawa Barat, Muhammad Farhan, aksi minta mahar adalah fitnah.

Copot jaket partai dan segala atributnya, bikin konferensi pers, dan ini jadi berita yang dimakan berbagai media. Kancah perpolitikan pra-pemilu jadi ramai. Kabarnya ada ribuan kader yang ikutan copot jaket.

Bagi sementara oknum pengurus parpol, nomor urut caleg dijadikan komoditas yang diperdagangkan, semacam dilelang begitu. Ironinya hal murahan semacam ini dilakukan bahkan oleh parpol yang selama ini menggadang jargon "anti-mahar".

Baca Juga: Erick Thohir Cawapres Ganjar atau Prabowo? Zulkifli Hasan: Tunggu Tanggal Mainnya!

Tapi semua juga tahu bahwa walau sudah dapat nomor kecil (nomor urut 1 atau 2) tetap saja itu bukan jaminan bakal jadi.

Kalau partainya ternyata tidak disukai lantaran aksi politiknya yang tidak simpatik, tentu bakal ditolak oleh rakyat. Dan sia-sialah upayanya yang telah "membeli" nomor urut tadi.

Politik dagang sapi, tapi sapinya pun cuma ilusi. Aneh memang.

Terlepas dari itu semua, memang pemilu ini tetaplah suatu pertaruhan yang menantang. Fakta politik di Indonesia telah membuktikan bahwa seorang mantan koruptor pun masih bisa terpilih.

Baca Juga: Kanwil Kemenkumham DKI Launching Rumah Digital Si Ki-Be, Ibnu Chuldun: Semua Layanan dalam Satu Genggaman

Silahkan periksa (sekarang bisa lewat google) tentang kasus koruptor yang ikut dalam pileg atau pilkada dan berhasil menang. Jadi wakil rakyat (anggota DPR/D, bupati/walikota, gubernur/wagub).

Kok bisa menang? Khan mantan koruptor? Rupanya money-politic (politik uang), politik bagi-bagi amplop saat pemilu, masih saja menghantui kita.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait