Representasi Kulit Hitam dalam Ruang Literasi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 04 Juli 2022 09:53 WIB
Catherine Johnson, penulis novel dan naskah asal Inggris, menyatakan bahwa buku harus berkualitas tinggi dengan representasi yang baik, sehingga dapat membantu orang untuk memahami pengalaman anak-anak kulit hitam.
“Saat Anda ingin orang lain memahami pengalaman anak-anak (kulit hitam) itu, dan Anda ingin menormalkan pengalaman tersebut, itu bukan hal ‘lain’ atau pun aneh. Itu adalah hal yang normal,” papar Johnson.
Di sisi lain, juru kampanye Donna Ali mengatakan, tanggung jawab ada pada editor dan penerbit untuk berhenti melihat buku-buku ini sebagai ceruk pasar.
Baca Juga: Legenda Lady Pilot
Sangat penting untuk melihat buku-buku ‘kulit hitam’ tidak ‘otomatis tentang perbudakan,’ tapi semua hal luar biasa yang disumbangkan ‘orang kulit hitam’.
Dilansir dari bbc.com, tahun lalu, Literature Wales memberikan beasiswa kepada 12 penulis ‘kulit berwarna’ dan satu tahun pelatihan intensif. Sekitar 70% cerita anak-anak dan buku bergambar dengan beragam karakter dan etnis–telah disponsori.
Guna mendukung industri penerbitan di Wales dan mengharapkan perubahan untuk “Wales anti-rasis pada 2030,” pemerintah Wales --melalui pendanaan proyek-proyek literasinya-- juga mendirikan penerbit-penerbit baru, yang dijalankan oleh para editor dan penulis dari latar belakang etnis kulit hitam, Asia, dan minoritas.
Juga, mendirikan platform digital demi menjangkau audiens baru dan membimbing penulis dari awal dengan berbagai latar belakang.
Baca Juga: Christiaan Huygens dan Bayangan Tentang Alien
Diskursus tentang rasisme, yang terus bergulir dengan akselerasi kecanggihan kemajuan teknologi, tak henti membangunkan ekspresi berbagai pihak. Salah satunya lewat literasi, seperti Literature Wales.