DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Tulisan Memperingati HUT Bung Karno 6 Juni: Jas Merah

image
Bung Karno adalah cendekiawan Muslim yang progresif (Youtube)

Harus diakui kesibukan Soekarmini juga banyak berkaitan dengan tugas mewakili orang tuanya R. Soekeni - Nyoman Rai Srimben untuk selalu berkomunikasi dengan Soekarno terutama ketika Soekarno dalam pengasingan.

Soekarmini juga mengirimkan bantuan keuangan melalui Inggit Garnasih, baik ketika di Bandung maupun di tempat pembuangan di Ende.

Setelah bercerai dengan Poegoeh, Soekarmini menikah dengan Wardoyo pada tahun 1943 dan bertempat tinggal di Ndalem Gebang Blitar bersama ke dua orang tuanya.

Baca Juga: Diduga Jadi Bandar Besar, Begini Modus Kades di Tanggamus Bawa Sabu Seberat 6 Kilogram

Setelah R. Soekeni Sosrodihardjo (ayah Soekarno) meninggal dunia pada tahun 1945, Nyoman Rai Srimben memutuskan untuk tetap tinggal di Blitar bersama Soekarmini dan tidak bersedia pindah ke istana Jakarta tempat tinggal puteranya yang telah menjadi presiden Republik Indonesia pertama.

Sebagai putera yang baik, Soekarno selalu minta doa restu ibundanya di Blitar terutama apabila harus mengambil keputusan penting untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia.

Bila berkunjung ke Blitar, Presiden Soekarno selalu bersimpuh untuk “sungkem” pada ibundanya dan kemudian memeluk erat Soekarmini sang kakak.

Ibunda Bung Karno meninggal dunia di Blitar pada tanggal 12 September 1958. Setelah ibundanya meninggal hubungan kakak beradik antara Soekarmini dan Soekarno tetap erat karena kedua kakak beradik ini sangat menyayangi satu sama lain.

Baca Juga: Sidang Perdana, Karangan Bunga Berisi Dukungan Kepada Shane Lukas Jadi Sorotan: Ungkapkan Kebenaran Bro!

Namun hubungan yang sangat erat antara kakak beradik Soekarmini-Soekarno harus berakhir untuk selamanya, ketika Soekarno yang berstatus tahanan politik meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1970, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait