DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bob Randilawe: Pesan Ganjar Pranowo untuk Barisan Sukarnois

image
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Foto Bersama Siswa SMKN Jateng Kelas XII Usai Acara Pelepasan.

Para pengikut Sukarno, baik itu kelas pengagum, penghayat, hingga level ideolog seakan dikomando oleh Ganjar untuk “bertarung” dan mengasah tanduknya di dunia maya. Merangkul gen-Zillenials dan gen-Milenials.

Di era platform digital saat ini, pengaruh medsos sangatlah tinggi dalam sistem komunikasi dan informasi. Selain itu, Ganjar juga mengingatkan agar jangan sebar hoax apalagi fitnah, penuhi medsos dengan konten-konten positif, dan hindari keributan dan permusuhan dengan pendukung calon lainnya.

Sikapnya yang menolak kehadiran tim sepakbola Israel dengan berani ia suarakan. Hal itu akhirnya menimbulkan pro-kontra dan mempengaruhi elektabilitasnya.

Baca Juga: 5 Serial Film True Story Juni 2023, Ada Tom Holland Tentang Tragedi Nuklir Jepang hingga Komposer Legendaris

Sikap ideologis tersebut dapat dilacak dengan merujuk pada sang Guru Besar (Bung Karno) yang menolak membuka kedutaan Israel karena masih menerapkan politik apartheid, diskriminatif, dan menjalankan politik SARA hingga kini, khususnya terhadap bangsa Palestina.

Saat ini di dunia hanya Israel yang masih berlakukan politik apartheid. Dulu ada Afrika Selatan, namun sekarang sudah ‘tobat’ sejak kepemimpinan Nelson Mandela yang berani, bijak dan karismatik. Sejak apartheid dihapuskan, Afsel menjadi negara damai dan rukun.

Selain apartheid, Israel juga masih melakukan “aneksasi” dan kolonisasi terhadap sebagian wilayah Palestina. Palestina adalah bangsa di Timur Tengah yang awal-awal mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia, selain Mesir, Lebanon, Suriah, Arab Saudi, dan Irak.

Dengan tingkat kedalaman wawasan pada ajaran Bung Karno, Ganjar tahu persis bahwa Pancasila dan Marhaenisme sangat menentang terorisme dan imperialisme dengan segala variannya.

Baca Juga: Rumah Rekaman Lokananta Solo Direvitalisasi, Addie MS Apresiasi Erick Thohir

Termasuk dunia Pendidikan, pun harus “dibersihkan” dari penetrasi dan gerakan terselubung para teroris. Selama ini medsos dan internet menjadi wahana penyebaran konten terorisme.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait