Dr KH Amidhan Shaberah: Setelah Ayman Al Zawahiri Tewas, Waspada dan Hati hati
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 13 Agustus 2022 23:33 WIB
Kematian Al- Qaidah melegakan Polri. Polri berharap agar kematian pemimpin Al Qaeda ini tak memberikan efek domino pada jaringan teroris yang berada di Indonesia.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar menilai bahwa peristiwa tewasnya Al-Zawahiri tidak bisa diremehkan begitu saja di Indonesia. Sebab pengikut Al-Zawahiri cukup banyak.
Berbagai peristiwa terorisme di Indonesia dalam satu dekade terakhir dilakukan anggota Al-Qaidah. Boy Rafli pun meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kehadiran kelompok teroris di dalam negeri.
"Kita (BNPT) tidak underestimate terhadap perkembangan peristiwa terbunuhnya Al-Zawahiri. Adalah sesuatu yang wajar, bila kita semua tetap waspada terhadap pembalasan Al-Qaidah yang tak mengenal tempat dan waktu," ujar Boy di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2022.
Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Makin Otoriter Seperti Putin, Pers Amerika Akhirnya Mengakui
Selama bertahun-tahun, Al-Zawahiri diyakini bersembunyi di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Dia menjadi pemimpin Al-Qaeda sejak tahun 2011 setelah marinir AS berhasil membunuh Osama di Pakistan.
Jauh sebelum ini, sosok Al-Zawahiri dikenal sebagai gembong gerakan terorisme di dunia. Ia pernah dihukum tiga tahun penjara atas dakwaan kepemilikan senjata ilegal di Mesir setelah pembunuhan Presiden Mesir Anwar al-Sadar tahun 1981 silam.
Namun kemudian Al-Zawahiri dibebaskan dari dakwaan utama, membunuh Presiden Sadat.
Usai bebas dari penjara, Al-Zawahiri -- seorang dokter bedah yang berpandangan ekstrim -- pergi ke Pakistan dan bekerja dengan Bulan Sabit Merah untuk merawat para mujahidin yang terluka dalam pertempuran di Afghanistan dengan pasukan Uni Soviet saat itu.
Baca Juga: Bisnis Judi Online, dan Kaitannya dengan Kasus Polisi Tembak Polisi