Profil Lengkap Toko Buku Gunung Agung, Penerbit Swasta Pertama Pasca Kemerdekaan Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 22 Mei 2023 15:40 WIB
Namun pada masa awalnya mereka harus bersaing dengan penerbit toko buku Belanda seperti Van Dorp dan Kolff.
Thay San Kongsie melihat peluang bisnis di penjualan buku semakin diminati, dia pun membuka toko buku impor dan majalah sederhana yang berlokasi di Jakarta.
Meskipun masih bergantung dari penjualan bir dan rokok, akhirnya penghasilan lewat penjualan buku lebih menggiurkan.
Akhirnya kongsi dagang ini memfokuskan usahanya pada penjualan toko buku yang dari hari ke hari semakin diminati.
Lalu pada 1951, Tjio Wie Tay membeli rumah sitaan Kejaksaan di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat, Rumah itu ditata dan dibuat percetakan kecil pada bagian belakang.
Baca Juga: Timnas Indonesia vs Timnas Argentina Masuk FIFA Matchday di Tur Asia 2023: Lokasi Stadion Masih Tanda Tanya!
Perkembangan yang pesat membuat Tijo Wie Tay memprakarsai untuk membangun penerbita dan impor buku pertama di Indonesia setelah kemerdekaan.
Kala itu namanya adalah Firma Gunung Agung dan digelar pameran puluhan ribu buku pada 8 September 1953.
Gunung Agung meneruskan kiprahnya di bisnis penjualan buku dengan mengadakan pameran buku yang lebih besar bernama pekan buku Indonesia 1954.