Menteri yang Diborgol, Persaingan Pilpres pun Menajam dan Mengeras
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 18 Mei 2023 09:11 WIB
Kasus tebang pilih ini adalah ibu bagi lahirnya rasa ketidakadilan dan kemarahan.
Ini menjadi bagus jika melahirkan kompetisi politik yang lebih dinamis dan sehat. Tak ada pilihan lain bagi Surya Paloh dan Anies Baswedan, agar mereka tak lagi menjadi target, mereka harus menang.
Maka koalisi perubahan akan semakin terdorong mencari program politik dan agenda kampanye yang jauh lebih massif dan strategis, untuk merebut the heart and the mind of the people.
Pertarungan pilpres menjadi lebih tajam dan lebih keras soal program “melanjutkan yang sekarang” atau “perubahan kepada yang lebih baik.” Publik semakin diberi pilihan dengan informasi yang lebih banyak.
Negative campaign akan semakin keras. Negative campaign dibolehkan dalam demokrasi sejauh semuanya serba faktual dan ada datanya.
Menjadi buruk, jika yang berkembang adalah pertarungan black campaign. Berbeda dengan negative campaign, black campaign itu fitnah semata, hoaks, dan informasi yang menyesatkan. Ini buruk bagi demokrasi.
-000-
Praktik demokrasi di Indonesia masih berusia remaja. Yaitu demokrasi di masa puber. Di era puber, seorang remaja sering over acting, salah tingkah untuk menarik perhatian, dan lebai kata anak gaul.
Apakah dipertontonkannya seorang menteri, sekjen sebuah partai pengusung capres alternatif, tangannya diborgol, itu bagian dari prosedur yang normal, atau bagian dari politik yang lebai (berlebihan)? Biarlah publik yang menilai.
Yess and Yess. Pilpres 2024 memang akan semakin ramai.***