DR HM Amir Uskara: Buya Syafii dan Mbah Moen
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 14 April 2023 18:45 WIB
Ini terlihat dari betapa dahsyatnya perlawanan rakyat yang bersenjata bambu runcing melawan pasukan Inggris yang bersenjata modern.
Sebelumnya, Belanda meyakinkan Inggris dan Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia kedua, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 hanya kemauan segelintir elit politik. Bukan kemauan rakyat Indonesia.
Faktanya? Perang 10 Nopember membuktikan bahwa pernyataan Belanda tersebut bohong. Ternyata proklamasi kemerdekaan adalah kehendak rakyat Indonesia.
Soekarno-Hatta sebagai proklamator mewakili dan mengatasnamakan rakyat Indonesia. Semuanya ril. Terlihat dari perang besar 10 November di Surabaya tersebut.
Baca Juga: Kiat untuk Mengatasi Rasa Bersalah
Dalam sejarah, tercatat pula, Muhammad Natsir, pimpinan partai Islam Masyumi sebagai pemrakarsa kembalinya RIS (Republik Indonesia Serikat) ke NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
RIS adalah rekayasa Belanda untuk memecah belah Indonesia. Sehingga Belanda bisa melakukan politik divide et impera untuk menghancurkan Nusantara dan kembali menjajah Indonesia.
Itulah sebabnya, tokoh politik Islam Muhamad Natsir berusaha keras untuk mengubah RIS menjadi NKRI.
Mosi Integral Natsir -- untuk mengembalikan RIS ke NKRI --- disepakati Parlemen RIS, 3 April 1950. Betapa pentingnya peralihan dari RIS menjadi NKRI, sampai Mohamad Hatta menyatakan, 3 April adalah hari proklamasi kemerdekaan kedua bangsa Indonesia.
Baca Juga: Ini Jadwal Sidang Isbat Kementerian Agama untuk Tentukan Hari Raya Idul Fitri 2023