DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Waduh, BMKG Prakirakan Cuaca Ekstrim Berpotensi Selama Musim Mudik

image
Ilustrasi, BMKG memprakirakan masih terjadi cuaca ekstream di beberapa wilayah dalam masa mudik tahun ini

 

ORBITINDONESIA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah sepanjang masa mudik.

Hal ini disampaikan kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannnya masyarakat waspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada periode 15-21 April 2023 mendatang.

Wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem seperti hujan dengan intesitas lebat hingga saat lebat menurut BMKG adalah Sumatra Selatan, Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Papua.

Baca Juga: Sepanjang Arus Mudik 2023 BMKG Umumkan Potensi Hujan Lebat Akibat Bibit Siklon 98S, Catat Waktu dan Lokasinya

Sementara daerah lain yang perlu ditingkatkan kewaspadaannya yaitu, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimatan Tengah.

Selanjutnya ada Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua Barat.

"Untuk periode 22-28 April, daerah merah (potensi hujan lebat) masih relatif sama. Yaitu di Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara," kata Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Bisakah Penderita Kanker Tulang Sembuh Total, Simak Penjelasannya di Artikel Ini

"Kemudian daerah merah untuk arus balik 29 April-5 Mei. Yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua,” ujar Dwikorita Karnawati

Dwikorita Karnawati juga menjelaskan, bahwa saat ini Indonesia tengah memasuki masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi.

Seperti diketahui, BMKG telah memprediksi musim kemarau akan lebih awal terjadi pada bulan April yang meliputi wilayah Bali, NTB, NTT sebagian Jawa Timur.

Baca Juga: LAGI, Sinetron Indosiar Lupa Diedit, Sang Aktor Ketahuan Salam Dua Jari di Adegan Sedih

Sedangkan wilayah yang masuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta sebagian besar Jawa Barat.

Kemudian Banten, sebagian Pulau Sumatra bagian selatan, hingga Papua bagian selatan. Menurut Dwikorita Karnawati, saat peralihan musim arah angin bertiup sangat bervariasi.

Hal itu mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

Baca Juga: Usai Viral Lurah Margajaya Minta THR, Camat Bekasi Selatan Langsung Gercep Bikin Imbauan ke Pengusaha

Namun secara umum biasanya cuaca di kala pagi hari sangat cerah, barulah di siang hari mulai tumbuh awan dan hujan menjelang sore dan malam.

Menurut Dwikorita Karnawati awan Cumolonimbus atau CB biasanya tumbuh di kala pagi hari jelang siang.

Namun jelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.

Baca Juga: Sinopsis Lengkap Episode Pertama Kimetsu no Yaiba Swordsmith Village arc, Tanjiro Tiba di Desa Pembuat Pedang

Kondisi ini juga yang bisa memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir bandang dan tanah longsor. ***

 

 

Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News

Berita Terkait