Bhu Srinivasan: Americana, Empat Ratus Tahun Kapitalisme Amerika
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 07 Agustus 2022 20:09 WIB
Ternyata, Dunia Baru memang menawarkan banyak prospek keuangan kepada para pedagang di Inggris. Kulit berang-berang, yang dijual di Eropa sebagai barang mewah, adalah salah satu kesuksesan awal pada khususnya.
Penduduk asli Amerika yang kompeten dalam berburu dan persiapan berang-berang menukarnya dengan barang-barang penjajah.
Belakangan, terutama di pertanian di Virginia dan Maryland, tembakau menjadi perdagangan yang signifikan. Kali ini, budak yang pertama kali tiba di Virginia setahun sebelum Mayflower melakukan pekerjaan padat karya.
Baca Juga: Saat Mimpi Jovan, Bocah 9 Tahun dari Kalbar, untuk Bisa Bertemu Presiden Jokowi Akhirnya Terkabul
Pada 1700, perdagangan tembakau mencapai puncak yang mencengangkan, mencapai 80% dari ekspor kolonial ke Inggris.
Namun, hubungan Amerika Serikat dengan Inggris Raya, yang masih menjadi bagiannya, mulai tampak tidak seimbang. Perpajakan tanpa perwakilan menjadi topik yang menonjol.
Karena utang perang, Inggris mulai mengenakan pajak pada koloni-koloni Amerika pada 1765 dengan Stamp Act, sehingga lebih mahal untuk mendapatkan dokumen resmi. Tetapi tidak ada perwakilan untuk koloni di parlemen Inggris. Jadi siapa yang membela hak-hak mereka?
Stamp Act dicabut berkat negosiator Amerika seperti Daniel Dulany dan Benjamin Franklin, tetapi masalah lebih lanjut tidak dapat dihindari.
Baca Juga: Kadiv Humas Polri: Irjen Ferdy Sambo Hanya Diamankan
Pada 1773, beberapa warga Boston menahan sebuah kapal yang disebut tawanan Dartmouth di pelabuhan dan membuang muatannya, 45 ton teh, ke pelabuhan sebagai protes atas kenaikan pajak Inggris lainnya. Tidak lama kemudian, Perang Revolusi dimulai.