Ken Setiawan: Ada Donasi Bencana Cianjur yang Diselewengkan untuk Terorisme
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 20 Februari 2023 08:15 WIB
ORBITINDONESIA - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menemukan adanya sumber pendanaan terorisme melalui pengumpulan donasi oleh yayasan, terakhir dalam donasi bencana Cianjur.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, atau Pusat rehabilitasi korban NII, Ken Setiawan, mengatakan bahwa dirinya tidak kaget dengan fenomena dana terorisme itu karena banyak kasus yang lapor ke NII Crisis Center dan sudah di tembuskan kepada pihak terkait.
Disamping jaringan terorisme, penyalahgunaan donasi sosial juga marak dilakukan oleh kelompok NII, jelas Ken.
Baca Juga: Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Yang Singkat dan Jelas dengan Tema Isra Miraj
Saat ini kelompok NII secara masif melakukan penggalangan dana lewat donasi yatim piatu dan duafa melalui Media sosial.
Mereka sekarang beramai ramai menggunakan lembaga yayasan untuk mencari dana, sebab dengan cara ini hasilnya lebih banyak dan maksimal serta aman dari masalah dengan aparat keamanan. Tambah Ken.
Organisasinya mereka itu legal, terdaftar di Kemenkumham, Kemensos dan Baznas, namun pengelolaan dan penyaluranya sepenuhnya dari dan untuk kelompok NII.
Modus yang paling terkini adalah dengan menyebarkan lewat pesan ke media sosial seperti whatsapp, Instagram, Facebook, telegram, dan lain-lain.
Baca Juga: Turnamen Mini: Indonesia Melawan Selandia Baru, Timnas Garuda Takluk 1-2 dari Selandia Baru
Kalau lewat whatsapp biasanya mereka mencari link link group whatsapp yang membernya banyak, lalu mereka menyapa dengan chat personal pribadi setiap anggota group sebagai salam perkenalan agar nomernya disimpan oleh target.
Setelah aktif berkomunikasi biasanya mereka mulai menawarkan profil yayasan termasuk dengan segala kegiatan agar korban tertarik dan berkenan membantu.
Bahkan jika sudah rutin, biasanya ditawarkan untuk menjadi donatur tetap setiap bulan. Kalau telat membayar donasi kadang ditagih seperti menagih hutang, tambah Ken.
Selain lewat pesan donasi lewat media sosial, mereka juga melakukan penggalangan dana secara langsung di tempat tempat ramai, seperti mall, cafe, terutama di anjungan tunai mandiri (ATM).
Baca Juga: Giliran Dian Sastrowardoyo dan Zaskia Adya Mecca Sentil Gita Savitri Bahas Childfree Bikin Awet Muda
Mereka menaruh kotak amal yang ditempatkan di rumah makan, minimarket dan mereka juga menyebar amplop di tempat ibadah ketika hari besar keagamaan, dan ini hasilnya juga banyak, ujar Ken.
Penggalangan dana NII dilakukan di tempat-tempat umum, seperti ATM, halte bus, dan pom bensin, biasanya dia relawan cantik rapi dan pinter presentasi, saya jamin 100 persen untuk gerakan NII," kata Ken.
Ia menjelaskan alasan dijadikannya modus donasi yayasan sosial sebagai salah satu cara penggalangan dana gerakan NII karena hasilnya besar dan aman dari aparat.
"Sekarang lihat, misalnya seseorang mengambil uang di ATM sebanyak ratusan ribu rupiah, untuk mengeluarkan uang Rp5.000 hingga Rp10.000 tentu tidak akan terlalu keberatan. Ini lebih menguntungkan." Satu relawan dari pagi sampai siang hasilnya ada yang sampai jutaan rupiah, katanya.
Baca Juga: Fakta Fakta Mengejutkan tentang Dosen UII Hilang, Diduga Lenyap di Istambul
Ia menyebutkan berbagai yayasan penyokong NII itu tersebar di berbagai daerah, mereka berdalih membantu fakir miskin, yatim piatu, padahal sebenarnya untuk kepentingan gerakan NII.
"Kami memiliki data yayasan itu dan berani, serta siap jika mereka mengadukan secara hukum," katanya.
Ken menjelaskan visi pendirian negara Islam yang digemborkan gerakan NII itu sebenarnya bohong, karena tujuan mereka sebenarnya hanya pengumpulan dana alias ujung ujungnya duit (UUD)
Ia mengakui penggalangan dana gerakan NII mengatasnamakan yayasan itu memang menjadi momok bagi masyarakat yang memang ingin beramal.
Baca Juga: Siapakah Bajak Laut Terlemah di One Piece, Simak Jawabannya Versi Manga
Karena mereka pasti curiga kalau ada yang meminta sumbangan semacam itu berarti anggota gerakan NII. Akhirnya yayasan sosial yang benar benar menyalurkan bantuan kepada masyarakat namanya tercoreng.
Diharapkan masyarakat jika ingin beramal langsung diberikan kepada yang berhak menerima di sekitar lingkungannya agar tepat sasaran dan langsung di rasakan kepada yang berhak jangan sampai niat baik kita dimanfaatkan justru mendanai kelompok radikal NII.
Pemerintah dan aparat juga harus melakukan sosialisasi secara masif agar masyarakat waspada, tutup Ken.***