DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Supriyanto Martosuwito: Orde Baru Membantai Muslim

image
Jenderal Soeharto (kanan) memimpin Orde Baru

Pemkab Banyuwangi (masa itu) merilis ada 115 korban jiwa yang tersebar di 20 kecamatan. Adapun versi TPF Nahdatul Ulama ada korban meninggal dunia lebih banyak, yakni 147 jiwa

Menurut Gus Dur, operasi-operasi yang dilancarkan guna menyulut kerusuhan-kerusuhan itu dinamakan “Operasi Naga Hijau”.

Dalam konteks percaturan politik Indonesia, “hijau” bisa bermakna dua: ABRI (TNI) dan Islam. Bahkan dalam konteks “Operasi Naga Hijau”, istilah itu mungkin juga menunjuk pandangan pihak militer terhadap apa yang mereka anggap sebagai golongan ekstrem Islam (hijau).

23 JULI 1999. Di Beutong Ateuh, terjadi salah satu peristiwa paling mengerikan dan juga merupakan satu dari sekian banyak pembantaian selama operasi militer yang dilaksanakan di Aceh, yakni Peristiwa Beutong Ateuh atau juga dikenal sebagai Peristiwa Tengku Bantaqiah.

Baca Juga: Disebut Belum Kembalikan Uang ke Nikita Mirzani, Bunda Corla: Buka Bola Matanya

Tengku Bantaqiah adalah seorang alim ulama yang memimpin sebuah pesantren yang terletak di Beutong Ateuh bernama Pesantren "Babul Al Nurillah" yang dituduh oleh TNI sebagai tempat penyembunyian alat logistik GAM.

Tuduhan ini tidak pernah terbukti, namun ekses dari tuduhan tersebut adalah pembantaian terhadap warga sipil yang merupakan jamaah pesantren dan juga Tengku Bantaqiah sendiri. 

Ini dilakukan oleh personel TNI yang berada di bawah kendali operasi (BKO) Korem 011/Liliwangsa yang terdiri dari pasukan Yonif 131 dan 133 dengan didukung satu pleton pasukan dari Batalyon 328 Kostrad.

Dalam peristiwa tersebut tercatat 56 orang tewas dan hilang ditembaki tentara. Selain itu, ratusan orang trauma atas perisitwa tersebut.

Baca Juga: Trailer Fast X Ungkap Banyak Kejutan di Balik Cerita Keluarga Toretto

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait