Ibu Korban Melawan Perundungan dan Intimidasi Wajib Jilbab di SMAN 1 Banguntapan, Bantul
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 04 Agustus 2022 03:06 WIB
"Putri saya memberikan penjelasan kepada sekolah, termasuk walikelas dan guru Bimbingan Penyuluhan, bahwa dia tidak bersedia. Dia terus-menerus dipertanyakan, kenapa tidak mau pake jilbab?"
"Dalam ruang Bimbingan Penyuluhan, seorang guru menaruh sepotong jilbab di kepala anak saya. Ini bukan tutorial jilbab karena anak saya tak pernah minta diberi tutorial. Ini adalah pemaksaan," tegas Ayuningtyas.
"Saya seorang perempuan, yang kebetulan memakai jilbab, tapi saya menghargai keputusan dan prinsip anak saya. Saya berpendapat setiap perempuan berhak menentukan model pakaiannya sendiri," tuturnya.
Baca Juga: Drama Jose Mourinho: Usir Anak Legenda Belanda Patrick Kluivert dari AS Roma
"Kini anak saya trauma, harus mendapat bantuan psikolog. Saya ingin sekolah SMAN1 Banguntatap, pemerintah Yogyakarta, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bertanggungjawab. Kembalikan anak saya seperti sediakala," ujarnya.
Beberapa guru menuduh putri Ayuningtyas punya masalah keluarga. Ini bukan masalah keluarga. Banyak orang punya tantangan masing-masing.
"Guru-guru yang merundung, mengancam anak saya, saya ingin bertanya, punya masalah apa Anda di keluarga sampai anak saya jadi sasaran? Bersediakah bila kalian saya tanya balik seperti ini?" tegas Ayu.***