Demokrat Dikhianati, Sebut Anies Baswedan Sudah Pilih AHY Jadi Cawapres Lewat Guru Spiritual
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 01 September 2023 08:39 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya menyebut Capres Anies Baswedan sudah pernah memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres pada Pilpres 2024 nanti.
Kendati demikian, Pada Selasa malam 29 Agustus 2023 di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies Baswedan, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.
Melalui keterangan tertulis yang diterima Orbit Indonesia Teuku Riefky Harsya menyampaikan poin rasa kecewanya kepada Anies Baswedan. Sebab, Anies sudah pernah memilih AHY lewat guru spiritualnya sendiri.
Baca Juga: Diskusi Satupena, Muhammad Isnur: Banyak Aktivis HAM Ragu di Isu Kebebasan Beragama atau LGBT
Teuku menyebut, Anies Baswedan memilih AHY pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY.
“Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY," kata Anies, seperti yang disampaikan Teuku, dikutip Orbit Indonesia Jumat 1 September 2023.
Padahal, sesuai dengan mandat yang telah diberikan tiga partai yang tergabung dalam koalisi perubahan, Anies Baswedan bisa menentukan siapa calon wakil presiden yang dipilihnya.
Baca Juga: Demokrat Sebut Anies Baswedan Sudah Tak Ada Komitmen dengan Koalisi Perubahan: PKB dan Nasdem Buat Sendiri
"Maka pada 14 Juni 2023, Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai Cawapresnya," katanya.
Pada pertemuan Anies bersama Tim 8 dengan SBY, sambung Teuku, Anies menyampaikan bahwa deklarasi akan dilakukan pada awal September 2023.
Anies dan Tim 8 berpendapat tidak ada alasan lagi untuk menunda waktu deklarasi.
Baca Juga: Mau Hidup Sehat, Berhentilah Makan Margarin
"Capres Anies menuliskan keputusannya itu dalam bentuk surat tulisan tangan yang ditandatangani, kepada Ketum AHY pada tanggal 25 Agustus 2023, enam hari yang lalu. Inti dari surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi cawapresnya," imbuh Teuku.
Namun, di tengah finalisasi partai koalisi itu, Teuku mengatakan terjadi perubahan fundamental yang mengejutkan, yakni adanya kesepakatan yang dinilai diputus secara sepihak terkait kerja sama NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mengusung pasangan Anies-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
"Demikian fakta kronologis ini disampaikan. Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol," kata Teuku Riefky.
"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin koalisi," tambahnya.***