Lagi, Selebgram Ajudan Pribadi Tersandung Kasus Penipuan Jetski hingga Kendaraan Mewah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 17 Juli 2023 12:18 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Selebgram Akbar Pera Baharudinatau, yang dikenal dengan nama Ajudan Pribadi kini kembali terlibat kadus dugaan penipuan kendaraan mewah.
Selebgram Ajudan Pribadi kini diduga melakukan penipuan kendaraan mewah dengan total kerugian Rp 1,6 miliar.
Kuasa hukum korban berinisial DH, yakni Hasbi Hasnan mengklaim kliennya ditipu Selebgram Ajudan Pribadi dengan penjualan unit jetski melalui komunikasi di WhatsApp dan telepon setelah pertemuan pada bulan Maret 2022.
Baca Juga: VIRAL, Ini Kelebihan TikTok Shop Dibandingkan Shopee: Belanja Bisa, Nonton Konten Hiburan Juga Bisa
Lebih lanjut, pada bulan April hingga Desember 2022, Ajudan Pribadi dikatakan menawarkan kendaraan mewah seperti Mercedes Benz, Toyota Hilux, Mitsubishi Strada dengan adanya beberapa pembayaran dokumen administrasi faktur atau tagihan biaya bea cukai.
Selain itu Ajudan Pribadi juga disebutkan meminta uang kepada kliennya dengan dalih sebagai biaya tambahan operasional untuk pengiriman kendaraan.
“Dia tawarkan unit-unit tersebut, korban mengirim biaya secara bertahap melakui transfer. Pengiriman dimulai sejak 14 April hingga 26 Desember 2022 dengan total 1,6 miliar," kata Hasnan, dikutip Senin 17 Juli 2023.
Baca Juga: Profil dan Perjalanan Karir Wonwoo Seventeen, Penyanyi Idol yang berulang tahun 27 tahun hari ini
"Tapi, barang itu tidak dikirimkan. Kemudian terlapor tidak beritikad baik mengembalikan uang hingga klien kami memutuskan untuk melaporkan ke polda,” kata Hasnan dalam keterangannya.
“Kerugian itu pun terlaporkan menjanjikan kepada korban akan digantikan dengan menawarkan sebuah mobil milik istrinya dengan hanya menambah uang Rp100 juta. Namun, setelah menerima uang itu, terlapor menghilang dan hilang komunikasi dengan korban,” imbuhnya.
Terkait dengan hal itu, Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol Komang Suartana menyebutkan bahwa pihaknya untuk saat ini baru menerima surat aduan.
Baca Juga: Tuhan Tidak Laku di Lima Negara Ini: China, Jepang, Swedia, Ceko, dan Estonia
Oleh karenanya, Komang menambahkan dengan dugaan kasus tersebut, pihaknya meminta kepada pelapor untuk membuat laporan polisi (LP).
“Sementara belum ada LP, hanya surat aduan yang dilayangkan ke Reskrim. Diminta pelapor untuk buat LP,” kata Komang.
Sehingga, kata Komang, dengan adanya laporan polisi yang dibuat, pihak kepolisian bisa menindaklanjutinya untuk proses penyelidikan.
“Pemohon disarankan melapor ke Polda sehingga ada LP untuk menindaklanjuti proses lidik dan sidik. Sehingga pelapor bisa dimintai keterangan,” jelasnya***