Strategi Presiden Jokowi Menaklukkan Lawan Lawannya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 27 Juli 2023 14:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Jokowi mengerti, walaupun dirinya barangkali belum pernah membaca senarai ungkapan dari Albert Camus yang menyatakan, “Saya selalu loyal, terutama pada orang yang saya sukai, tapi saya tidak percaya bahwa saya tidak akan pernah mengkhianatinya.”
Yang berarti pengkhianatan di dunia politik adalah permanen rutin. Baik kawan, dan lawan semua calon pengkhianat. Penulis pun tidak yakin dari mana Jokowi mampu menyerap rasa percaya dan tidak percaya dalam dunia politik, yang selalu berakhir dalam tragedi Shakespeareian, “Et tu Brute?”
Kau juga Brutus? Saat Julius Caesar tidak percaya dirinya digulingkan oleh anak angkatnya sendiri yang terkenal loyal, Brutus. Strategi percaturan menunjukkan bahwa ternyata posisi Jokowi tidak ada waktu dikhianati.
Tidak ada ruang pada Jokowi untuk ditusuk dari belakang. Dirinya selalu bersandar di sudut mati di mana langkah langkah lawan tengah diprediksi olehnya.
Sementara lawan tidak mengerti dirinya, tidak mampu menebak arti senyumnya, tidak bisa menakar apa yang dia pikirkan, karena satu hal yang dinamakan langkah falsafah.
1) Langkah Catur Pertama: Bonekakan Diri. Perbedaan langkah falsafah seseorang, bagai dirinya mengarungi papan catur, setiap langkah begitu berharga melahirkan pengorbanan dan keuntungan.
Korbankan yang kecil, ambil untung yang besar. Korbankan yang besar, dan menangkan pertarungan, begitulah Jokowi mengerti langkah langkah berfalsafah tersebut.
Dia mengerti lawannya termasuk yang menyaru sebagai kawan, menunggu lengah, menunggu waktu mencekik dari belakang, bahkan Jokowi membonekakan dirinya, agar lawan lawannya merasa sedang mengendalikan dirinya.