Damar Juniarto: Kampanye Pemilu Seharusnya Dimulai November 2023, Tapi di Ruang Digital Sudah Berlangsung
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 23 Juni 2023 05:50 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Meski menurut aturan resmi KPU, kampanye untuk Pemilu 2024 baru boleh dimulai pada November 2023, di ruang digital kampanye itu sudah berlangsung. Hal itu dikatakan Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFEnet.
Damar Juniarto menyatakan hal tersebut sebagai pembicara dalam diskusi bertema Ruang Digital Indonesia Menuju Pemilu 2024. Diskusi itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 22 Juni 2023.
Diskusi tentang Ruang Digital Indonesia yang menghadirkan Damar Juniarto itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Diskusi itu dipandu oleh Anick HT dan Swary Utami Dewi.
Menurut Damar, panasnya kampanye pemilu ini bahkan sudah ia rasakan sebelum 2023. Damar memberi contoh ketika putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, meninggal karena kecelakaan di Bern, Swiss pada 26 Mei 2022.
Meninggalnya Emmeril itu dipakai sebagai sarana untuk mendengungkan bahwa itu adalah sebuah “karma” bagi Ridwan Kamil, karena dia berambisi untuk maju pada 2024.
“Jadi yang kita lihat hari ini adalah sebuah kontinuitas dari yang sudah berlangsung sebelumnya. Ada pembiaran. Ruang digital itu tidak dikontrol seperti ruang terbuka yang dikontrol KPU,” ujar Damar.
Ditambahkan oleh Damar, jika ruang digitalnya sedemikian terbuka, bahkan “perang kampanye” itu sudah dimulai, siapa yang bisa memberi jaminan tidak tersebarnya disinformasi, hoaks dan ujaran kebencian?
“Padahal, kalau melihat aturan pemilu, hal-hal semacam itu tidak boleh dilakukan,” tegasnya.
“Tetapi karena ini sudah terjadi lebih dulu, dan tidak ada koridor di mana ruang ini dijamin sehat, maka kita tahu bahwa Pemilu 2024 sudah berhadapan dengan ruang digital yang penuh dengan disinformasi dan ujaran kebencian,” lanjut Damar.
“Saya tidak mengatakan bahwa hal ini dilakukan oleh semua pihak. Tetapi ini sebuah situasi yang sudah by default bisa kita lihat secara gamblang, tanpa metode yang terlalu rumit,” tutur Damar.
Menurut Damar, terlalu terburu-buru untuk mengatakan bahwa Pemilu 2024 itu akan kurang berbahaya dibandingkan situasi keras seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
Damar memperkirakan, dalam Pilpres 2024, polarisasi jusru bisa lebih tajam karena selisih persentase elektabilitas di antara tiga kandidat lebih kecil.
Pada Pilpress 2019, ketika cuma ada dua kandidat pasangan capres-cawapres, polarisasinya saja terasa kuat.***
Silakan simak berita dan informasi menarik lain dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.