PSI yang Pertama Deklarasi Ganjar Sebagai Capres, Tapi Tak Dianggap Oleh PDIP, Kenapa Ya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 28 April 2023 14:50 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Seingat kita, PSI atau Partai Solidaritas Indonesia adalah parpol pertama yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres, ia dipasangkan dengan Yenny Wahid, putri Gus Dur yang memang juga pintar dan berani.
Seperti sudah banyak diketahui publik, rupanya PDIP tidak senang, katanya PSI tidak tahu etika politiklah, kurang komunikasi politiklah, dan berbagai kekurangan lainnyalah (kalau ada).
Ini fenomena yang aneh, mengapa sebuah parpol besar seperti PDIP bisa merasa tidak senang kadernya dicapreskan oleh parpol lain? Bukankah justru ini sebuah bentuk penghormatan oleh PSI sebetulnya?
Baca Juga: Ratusan WNI dari Sudan Tiba di Tanah Air, Kakanwil Kemenkumham DKI Ibnu Chuldun Langsung Jemput
Lalu seorang kawan bilang, iya sih kecuali parpol besar itu punya agenda lain pada saat itu.
Agenda lain? Apa itu persisnya? Tanya saya polos.
Ya sederhana saja, wong saat itu mereka lagi habis-habisan coba mendongkrak elektabilitas putri mahkotanya. Eh ini ada parpol centil yang malah mendeklarasikan "saingan internalnya" untuk jadi bacapres. Jelas saja mereka kebakaran jenggot dan sewot.
Sewotnya sampai sekarang, dengan menunjukan kengambekannya secara kekanak-kanakan (childish). Enggan mengakui fakta politik (bahkan yang sudah tercatat dalam sejarah kontemporer) bahwa PSI adalah parpol pertama yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres.
Baca Juga: Fadli Zon: Refleksi HUT 50 HKTI, Petani Adalah Kunci Kemakmuran Negeri
Kalau dilihat dari aspek bagaimana PSI bisa mencalonkan Ganjar Pranowo pada tahun lalu, sebetulnya semua amat sangat transparan. Terbuka, semua tahu, termasuk para kandidatnya pun tahu.
Pada waktu itu (akhir Februari 2022) PSI mengadakan 'Rembuk Rakyat: Mencari Penerus Jokowi', ini poling (jajak pendapat) secara online dan bersifat terbuka.
Waktunya cukup panjang, mulai di akhir Februari 2022 sampai Oktober 2022, sekitar 8 bulan. Selama itu pula PSI menyosialisasikannya di berbagai platform media.
Lalu pada Senin, 3 Oktober 2022, PSI mengumumkan hasilnya, dari 9 kandidat. Ganjar Pranowo yang pertama, mendapat 49,96%, kemudian diikuti oleh Erick Thohir (19,96%) dan Mahfud MD (6,04%).
Lalu 6 lainnya adalah: Ridwan Kamil, Andika Perkasa, Najwa Shihab, Emil Dardak, Tito Karnavian dan Sri Mulyani Indrawati, yang memperoleh sekitar 3% - 5%.
Pengumumannya diliput berbagai media. Dan, diviralkan berbagai pihak. Sangat transparan.
Oh ya, beberapa pihak ada tanya, kenapa nama Anies Baswedan dan Prabowo Subianto tidak ada dalam daftar kandidat itu? Ya jelas yang satu anti-thesa Jokowi (jadi bukan penerus Jokowi), makanya tidak dimasukkan dalam 'Rembuk Rakyat: Mencari Penerus Jokowi'. Lalu satunya lagi? Jawab sendiri saja.
Kembali ke topik utama, kenapa PSI tidak dianggap oleh PDIP?
Baca Juga: Satrio Arismunandar: Xi Jinping Layak Hadiah Nobel Jika Sukses Damaikan Rusia dan Ukraina
Kalau dilihat dari kronologinya, pada awalnya memang terjadi 'dinamika politik' di internal partainya Ganjar sendiri. PSI tanpa ba-bi-bu dianggap telah "menyinggung" dengan mendeklarasikan Ganjar. Walaupun sebetulnya PSI hanya mengumumkan saja hasil pollingnya.
Lalu ada yang tanya, kenapa Ganjar yang menang? Ya tanyakan pada yang memilih Ganjar.
Lalu kenapa ada yang ngambek? Ya tanyakan pada yang ngambek dong.
Lalu PSI bagaimana? Ya rileks saja, keep going, moving forward! Damai di bumi, damai di hati.
Jakarta, 28 April 2023
Andre Vincent Wenas,MM,MBA. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. ***