In Memoriam: Tjahjo Kumolo, Digital Leader dan Teman yang Loyal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 01 Juli 2022 14:55 WIB
ORBITINDONESIA - “Birokrasi di Indonesia harus disiapkan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Karena teknologi berubah cepat, sehingga harus cepat pula individu dan organisasi birokrasi menyesuaikan diri.”
“Ini era siapapun di dunia birokrasi, terutama pimpinannya untuk menguasai digital talent, dan menjadi digital leader. Digital transformation adalah kunci untuk berhasil di zaman ini.”
Itulah pesan yang saya susun dari memori, yang disampaikan Tjahyo Kumolo, selaku Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Baca Juga: Piala Presiden: Persib Bandung Diunggulkan Menang Melawan PSS Sleman
Ia menyampaikan itu di pekan keempat bulan Juni 2022. Narasi itu ia nyatakan ketika membuka Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I (Diklatpim I) Angkatan L di Lembaga Administrasi Negara.
Saya mendengar info ini hanya dari percakapan orang lain dan berita media. Ini hanya beberapa hari dari kabar wafatnya Tjahyo Kumolo, 1 Juli 2022.
Di tahun 2002-2004, saya sangat rutin berjumpa dengan Tjahyo Kumolo. Penyebabnya, itu era saya sangat intens berjumpa dengan Taufik Kiemas.
Waktu itu, Tjahyo Kumolo dikenal sebagai tangan kanan, orang kepercayaan Taufik Kiemas.
Baca Juga: Tjahjo Kumolo Meninggal, PDI Perjuangan Berduka
“Mas Denny, diminta Bapak secepatnya merapat.” Itulah teks atau telefon langsung yang acap saya terima dari Tjahyo Kumolo.
Tahulah saya. Secepatnya saya menyiapkan diri berjumpa Taufik Kiemas, entah di Teuku Umar, atau tempat manapun yang ditunjuk.
Di tahun 2002, saya baru saja pulang dari Amerika Serikat menyelesaikan Ph.D di bidang compative politics. Walau saya tinggal di Amerika Serikat sekitar 7 tahun (2 tahun di Pittsburgh, 5 tahun di Columbus), namun saya tetap rutin menulis kolom di Kompas dari sana.
Taufik Kiemas, menurut pengakuannya, acapkali melihat kolom saya itu. Taufik dikenal sebagai tokoh yang menyenangi anak- anak muda yang ia anggap potensial.
Baca Juga: Diskusi Satupena, Inda Citraninda Noerhadi: Sejarah Seni Rupa Indonesia Seolah Hanya Milik Pria
Favoritism Taufik ke saya bertambah karena kita sama sama “Wong Kito Galo.”
Walau di depan banyak orang, Pak Taufik, begitu saya memanggilnya, jika berbicara dengan saya lebih memilih menggunakan bahasa Palembang.
Tjahyo Kumolo acapkali ikut membantu informasi kapan saya harus menemui Taufik Kiemas. Saya pun beberapa kali ikut rombongan Presiden Megawati melawat ke manca negara.
Pernah saya ikut Taufik Kiemas dan rombangan Presiden Megawati ke Italia, Mesir, sampai Korea Utara.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Kunjungi Uni Emirat Arab, Prabowo Subianto Turut Menyambut
Kehadiran saya dalam rombongan resmi sering menjadi pertanyaan. Saya tak memiliki jabatan resmi apa-apa.
Selintingan saya mendengar orang bergunjing. Kok Denny JA ikut rombongan Presiden ke luar negeri ya? Mereka sendiri yang menjawab: Denny JA sedang dikader Pak Taufik Kiemas.
Dalam aneka momentum perjalanan yang Taufik tak ikut acara resmi kenegaraan, Taufik mengajak saya bercakap mengenai banyak hal.
Tjahyo Kumolo pernah ikut pula mengatur kunjungan Taufik Kiemas ke rumah saya. Waktu itu, anak saya yang kedua, akan cukur rambut 40 harian. Pak Taufik sendiri yang meminta; “Den, kagek anak kau cukur rambut, aku bae yo yang cukur rambutnyo.”
Baca Juga: Membaca Pengalaman dari Pusaran Kematian
Tak lama setelah itu, peran Tjahyo Kumolo untuk mengontak saya diganti oleh Mohamad Yamin.
Saya masih teringat ucapan Tjahyo Kumolo mengenai Taufik Kiemas. Juga ucapan Taufik Kiemas mengenai Tjahyo Kumolo.
“Di PDIP itu, Megawati memang Ketua Umum Partai. Tapi Taufik Kiemas itu Bapak Partai.” Memang Taufik Kiemas yang sangat lincah sekali reaching out, merangkul banyak tokoh untuk bersama menyatukan kekuatan.
Taufik Kiemas pun memberi kesan yang bagus kepada Tjahyo Kumolo. Ketika saya bertanya, “Pak Taufik, ngapo sekarang Yamin yang kontak aku, bukan Tjahyo lagi?”
Baca Juga: Piala AFC: Top, PSM Makassar Lolos ke Semifinal dengan Status Juara Grup
Kata Taufik; “Tjahyo sekarang sudah tambah sibuk. Dio kawan yang setia. Dio perlu jabatan lebih tinggi.”
Setelah itu kita tahu. Tjahyo kumolo pun menjadi Sekretrais Jenderal PDI Perjuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Selamat jalan, kawan. Selamat jalan Tjahyo Kumolo. ***
1 Juli 2022
Denny JA, kolomnis