Gagal Ginjal Akut Muncul Lagi di DKI, Kemenkes Buka Suara
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 06 Februari 2023 11:12 WIB
ORBITINDONESIA – Kementerian Kesehatan akhirnya buka soal soal kasus baru gagal ginjal akut di DKI Jakarta.
Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril meluruskan dari dua kasus gagal ginjal akut yang dilaporkan, satu pasien masih berstatus suspek.
Sementara satu kasus lainnya terkonfirmasi gagal ginjal akut meninggal dunia usai alami keluhan demam dan meminum obat sirup penurun demam mereka Praxion.
Baca Juga: Menkes Klaim Fomepizole Turunkan Kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia
Dalam rangka kehati-hatian meski penyebab meninggalnya belum diketahui pasti, obat sirup Praxion sudah ditarik dari pasaran.
"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," beber Mohammad Syahril, Senin 6 Februari 2023.
Kemenkes juga meminta kepada Dinas Kesehatan lain di luar DKI Jakarta ikut secara aktif telusuri kemungkinan adanya kasus serupa.
Pada kasus meninggal diketahui anak berusia satu tahun alami gejala di 25 Januari 2023 diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek. Pasien tidak kunjung pulih sampai mengalami anuria atau tidak bisa buang air kecil.
Baca Juga: Fomepizole Beri Dampak Positif pada Kasus Gangguan Ginjal Akut
Kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk lakukan pemeriksaan lanjut dan 31 Januari dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa, namun ada keluhan pada ginjal, pasien dirujuk ke RSCM namun keluarga menolak dan memaksa pulang paksa.
Namun pada 1 Februari 2023 orang tua membawa pasien ke RS POlri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD saat itu sudah mulai buang air kecil, di hari yang sama akhirnya dirujuk ke RSCM untuk terima terapi fomepizole.
“namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia,” kata Mohamaad Syahril, jubir Kemenkes.
Baca Juga: Kemenkes, Kasus Gagal Ginjal Akut Bukan Karena Covid19, Vaksinasi dan Imunisasi Rutin
Sedangkan pasien suspek berusia 7 tahun, awal mulanya alami keluhan demam di 26 Januari 2023, kemudian diberi obat penurun panas sirup secara mandiri.
Kemudian pada 30 Januari 2023 diberikan obat penurun panas tablet oleh puskesmas, dua hari setelahnya pasien kembali berobat ke klinik dan berikan obat racikan.
Lantaran tak kunjung sembuh, pada 2 Februari 2023 dirawat di RSUD Kembangkan kemudian dirujuk dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.
"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien" jelas Mohamaad Syahril.