DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Rencana Proyek Kapal Selam P 75I India Dianggap Tidak Realistis, Rusia Menarik Diri

image
Kapal selam India P-75I

ORBITINDONESIA - Setelah menarik diri dari kontes pengadaan kapal selam untuk Angkatan Laut India, desainer Rusia mengatakan, proyek tersebut tidak realistis. Ini karena teknologi yang diinginkan tidak dapat tersedia dalam batas waktu yang ditentukan.

Seperti dilansir ET pada Februari, Rusia menarik diri dari kontes pengadaan enam kapal selam baru di bawah Proyek 75I, yang akan dibuat di galangan kapal India bekerja sama dengan mitra teknologi asing. Pada saat itu `alasan teknis' dikutip untuk penarikan diri tersebut.

Menguraikan kekhawatiran dengan proyek tersebut, Andrey Baranov, Wakil Direktur Jenderal Biro Desain Rubin mengatakan, persyaratannya adalah untuk desain kapal selam baru, yang akan memiliki kesulitan pada tahap pembuatan. Rubin adalah biro desain Rusia terkemuka untuk berbagai kapal selam, termasuk kelas Kilo yang digunakan India.

Baca Juga: Simak Ketentuan Baru bagi PPDN dalam SE Nomor 23 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri

“Kekhawatiran utama kami adalah bahwa persyaratan yang ditentukan oleh Angkatan Laut dan jadwal proyek tidak sesuai,” ujar Baranov.

“Angkatan Laut India ingin memiliki kapal selam mutakhir terbaru dengan senjata yang kuat, Air Independent Propulsion, dan kemampuan siluman yang tinggi. Tidak ada satu pun di dunia yang memiliki kapal selam seperti itu,” kata Baranov di pameran Army 2022.

Perancang kapal selam mengatakan, kesulitan diperkirakan akan muncul ketika kapal selam pertama di bawah Proyek 75I mulai diproduksi.

“Persyaratan utama adalah bahwa kapal selam harus dibuat di India sejak awal dan jika tenggat waktu tidak terpenuhi, sanksinya sangat tinggi,” tuturnya.

Baca Juga: Daniel Pipes: Waktu untuk Normalisasi Hubungan Israel dan Arab Saudi Tergantung Raja Salman

“Banyak tanggung jawab diberikan kepada para desainer tetapi pada saat yang sama, para desainer tidak memiliki pengaruh pada proses konstruksi yang akan terjadi di India,” kata Baranov.

Halaman:
1
2

Berita Terkait