DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Agung Wibawanto: Indonesia Menjadi Negara Paling Positif di Dunia, Patahkan Narasi Perubahan

image
Anak-anak generasi pewaris masa depan Indonesia, bahagia dan positif. (Foto: cdn.ampproject.org)

ORBITINDONESIA.COM - Agak terkaget-kaget membaca sebuah artikel di Kompas.com. Karena menurut saya menarik, maka perlu didokumentasikan. Mungkin saja tidak banyak orang yang tertarik membacanya. Dengan artikel ini semoga masyarakat Indonesia bisa mengetahuinya.

Mengapa harus tahu? Karena ini penting untuk diketahui terkait kondisi Indonesia di mata dunia.

Organisasi survei Gallup menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk berperasaan paling positif di dunia pada 2023. Hal ini sesuai dengan hasil survei bertajuk 2023 Global Emotions yang dirilis perusahaan riset asal Amerika Serikat tersebut secara berkala setiap tahun.

Baca Juga: Kementerian Kominfo Blokir 11 Ribu Konten Judi Online, Netizen Singgung Anggota DPR yang Terciduk Saat Rapat

Gallup melakukan riset terhadap 147.000 orang dewasa di 142 negara pada 2022 untuk mendapatkan laporan 2023 Global Emotions. Tentu pertanyaan mayoritas kita mengatakan, kok bisa?

Mengapa bertanya begitu? Karena masyarakat Indonesia terkenal suka baper, hobi mengeluh, pesimis, apatis dan skeptis. Orang Indonesia juga sering tak sabaran, suka rebutan, gaduh (apalagi di medsos), tinggi tingkat kriminalitasnya, dan lain-lain.

Sepertinya semua yang negatif menjadi ciri dan budaya Indonesia. Tapi kok ternyata tidak? Indonesia dipersepsikan sebagai negara paling positif. Karena ini survey, tentu memiliki margin error'.

Jika pun benar demikian hasilnya, ini sesuatu yang surprise. Ternyata masyarakat Indonesia baik-baik saja kondisinya, tidak seperti yang dinarasikan oposan dan koalisi perubahan. Hal ini mirip dengan hasil survey LSI yang menyebut tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja presiden mencapai 90 persen.

Baca Juga: Prediksi Skor Laga Penutup Pekan ke 4 BRI Liga 1 Antara Madura United Melawan Persis Solo Live di Indosiar

Penasaran dengan hasil survey Gallup mengapa bisa demikian? Ternyata seluruh responden di seluruh dunia diberikan dua kategori pertanyaan (yang positif dan negatif).

Halaman:
1
2

Berita Terkait