ORBITINDONESIA.COM - Gunung berapi Kilauea yang terdapat di Big Island, Hawaii, merupakan sebuah gunung berapi paling aktif di dunia.

Gunung berapi ini kembali meletus untuk yang ketiga kalinya di tahun ini dan menyemburkan air mancur lava setinggi lebih dari 24 meter (79 kaki).

Badan manajemen darurat setempat mengatakan letusan gunung berapi ini tidak menimbulkan potensi ancaman lahar kepada penduduk sekitar.

Baca Juga: Korban Kebakaran Hutan Di Hawaii Sudah Mencapai 93 Orang dan Diperkirakan Masih Akan Terus Meningkat

Observatorium Gunung Api Hawaii mengatakan bahwa letusan Kilauea sudah mulai terpantau sejak Minggu sore di puncak gunung berapi tersebut.

Survei Geografi Amerika Serikat (USGS) melakukan siaran langsung dari tepi kaldera dan memperlihatkan air mancur lava keluar dari beberapa celah kawah pada Senin pagi.

Sementada Badan Darurat Hawaii mengatakan di sosial media resminya bahwa letusan tersebut tidak akan menimbulkan ancaman lahar kepada masyarakat.

Baca Juga: Pantau Harga Barang di Pasar Kasih Naikoten, Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy P Funay Cegah Ulah Spekulan

"(Letusan gunung Kilauea) tidak menimbulkan ancaman lahar bagi masyarakat," kata badan tersebut dikutip Orbitindonesia.com dari Aljazeera 12 September 2023.

Mereka juga menambahkan, "Namun, letusannya mengeluarkan partikel dan gas vulkanik yang dapat menimbulkan masalah pernapasan bagi orang-orang yang terpapar."

Badan Darurat Hawaii juga menghimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kondisi terkini jika ada diantara mereka yang terkena dampak letusan tersebut.

Baca Juga: Rilis iPhone 15, Apple Dipastikan Akan Menggunakan Kabel USB-C

USGS mengatakan bahwa letusan ini ditandai oleh periode gempa bumi yang sangat kuat dan pengangkatan lapisan puncak yang sangat cepat.

Mereka juga meningkatkan kode warna penerbangan di Kilauea dari sebelumnya berwarna oranye menjadi merah ketika mereka sedang mengevaluasi letusan.

USGS juga segera meningkatkan peringatan letusan gunung kepada masyarakat Hawaii dari pengawasan menjadi peringatan (warning).

Baca Juga: PT Pegadaian Hadirkan The Gade Creative Lounge di Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur

Ini merupakan kejadian ketiga gunung berapi Kilauea meletus di tahun ini, sebelumnya Kilauea meletus pada bulan Januari dan terakhir pada bulan Juni.

Gunung berapi ini terletak di sebuah kawasan tertutup Taman Nasional Gunung Api Hawaii di Big Island yang lokasinya sangat jauh dari pemukiman penduduk.

Gunung berapi Kilauea memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan gunung berapi Mauna Loa yang berada di sebelahnya.

Baca Juga: Buat Sejarah Lolos ke Putaran Final AFC U23, Erick Thohir: Kita Pertahankan Tradisi Menang di Qatar!

Namun, meskipun ukurannya yang jauh lebih kecil, gunung berapi Kilauea saat ini berstatus lebih aktif daripada Mauna Loa.

Sebagai salah satu gunung berapi yang masih berstatus aktif di kepulauan Hawaii, Kilauea adalah gunung yang lebih sering meletus.

Gunung berapi Kilauea tercatat sudah meletus hampir secara terus menerus sejak tahun 1983 hingga tahun 2019.

Baca Juga: Mengintip Spesifikasi iPhone 15 dengan Desain Simpel dan Ringan

Pada tahun 2019, letusan gunung berapi Kilauea bertanggung jawab atas hancurnya ribuan rumah penduduk dan tempat usaha di Hawaii.

Di tahun tersebut terjadi serangkaian gempa bumi yang kuat dan letusan gunung maha dahsyat yang memporak porandakan wilayah Hawaii.

Gunung berapi ini terakhir kali meletus pada bulan Juni 2023 dan terjadi secara terus menerus selama beberapa minggu lamanya.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Drama Korea dengan Kisah Penuh Emosional, Tentang Cinta dan Keluarga

Letusan tersebut mengeluarkan pancuran lava berwarna merah terang, namun sama sekali tidak mengancam penduduk maupun bangunan di sekitarnya.

Kemudian, kerumunan orang berbondong-bondong mendatangi Taman Nasional Gunung Api Hawaii untuk melihat secara langsung pemandangan lahar dari tempat yang aman. ***