Sadis dan Bikin Miris, Pelaku Kekerasan Seksual di Gunadarma Ditelanjangi Ramai Ramai
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 18 Desember 2022 12:10 WIB
ORBITINDONESIA – Di media sosial sedang ramai video soal hukuman buat pelaku pelecehan seksual di Universitas Gunadarma, Depok. Videonya itu sadis dan bikin miris banget.
Mahasiswa Gunadarma yang dituduh melakukan pelecehan itu diikat di pohon, dikelilingi sejumlah orang. Tak cuma itu, dia juga ditelanjangi.
Mahasiswa Gunadarma itu terus disundut rokok, disiram air, bahkan sampai disuruh minum air kencingnya sendiri. Dan itu disaksikan penghuni kampus di depan umum.
Baca Juga: Demi Piala Dunia, Qatar Terapkan Sistem Kewarganegaraan Baru yang Tidak Permanen dan Kelas 2
Penyiksaan itu jadi tontonan dan bahan tertawaan mereka yang mengerubungi pelaku, seakan-akan itu tontonan biasa.
Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) mempertanyakan: si pelaku itu jelas salah. Tapi mengapa para mahasiswa itu ramai-ramai main hakim sendiri?
Seharusnya ada hukum dan pelaku diserahkan saja ke pihak berwajib.
Lagi pula, sudah ada Permendikbud soal Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Juga sudah ada UU tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Baca Juga: Hikmah dari Kisah Hasan al Basri dan Pemuda yang Diduga Berakhlak Buruk
Kasus ini semua bermula dari inisiatif akun Instagram @anakgundardotco mengunggah sejumlah laporan dugaan pelecehan seksual di kampus.
Di situ ada laporan soal catcalling, dan juga pelecehan verbal non verbal. Nah, ada satu mahasiswi yang melapor ke akun itu. Dia bilang, dia jadi korban pelecehan di kampus E Universitas Gunadarma.
Korban dan pelaku mula-mula ngobrol biasa, tapi kemudian si pelaku mengajaknya ke tempat sepi. Si korban mengiyakan saja, karena menyangka si pelaku minta ditunjukkan jalan ke toilet.
Tapi tiba-tiba si pelaku mendorong korban ke tembok dan mencium korban. Kisah korban ini jadinya dimuat di akun. Ini langsung direspons oleh si pelaku
Dengan nama inisial, dia minta postingan itu ditakedown. Marahlah para mahasiswa di kampus dan mencari dia.
Pas ketemu, jadilah si pelaku dikerjai dengan tega. Dikabarkan, kasus ini sudah berakhir damai, karena si korban sendiri malu jika beritanya terus muncul di media.***