Kisah Nabi Sulaiman, Semut dan Cacing Buta
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 Desember 2022 09:15 WIB
ORBITINDONESIA - Pada suatu hari Nabi Sulaiman duduk di pinggir danau. Sejurus kemudian, ia melihat seekor semut membawa sebiji gandum.
Nabi Sulaiman terus memperhatikan semut itu, yang tengah menuju ke tepi danau. Tiba tiba ada seekor katak yang keluar dari dalam air seraya membuka mulutnya. Entah bagaimana prosesnya, semut itu kemudian masuk ke dalam mulut Katak.
Kemudian katak itu pun menyelam ke dasar danau dalam waktu yang cukup lama. Sementara Nabi Sulaiman memikirkan peristiwa barusan, katak tersebut keluar dari dalam air dan membuka mulutnya. Lalu semut itu keluar, sementara sebiji gandum yang dibawanya sudah tak ada lagi bersamanya.
Baca Juga: Amir Uskara: Dilema Ekonomi Dunia di Tengah Populasi 8 Miliar
Nabi Sulaiman memanggil Semut itu dan menanyakan kepadanya tentang apa yang dilakukan barusan, ”Wahai semut, apa yang kamu lakukan selama berada di mulut katak?”
”Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga dan di dalam cekungan batu itu terdapat seekor cacing yang buta.”
“Cacing tersebut tidak kuasa keluar dari cekungan batu itu untuk mencari penghidupannya. Dan sesungguhnya Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rizkinya. Oleh karena itu, aku membawakan rizkinya dan Allah telah menguasakan kepadaku sehingga katak ini membawaku kepadanya.
Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku. Sesampai di batu itu, katak ini meletakkan mulutnya di rongga batu itu, lalu aku pun dapat masuk ke dalamnya. Kemudian setelah aku menyampaikan rizki kepada cacing itu, aku keluar dari rongga batu kembali ke mulut katak ini. Lalu katak ini mengembalikan aku di tepi danau.”
Nabi Sulaiman a.s kemudian bertanya, ”Apakah kamu mendengar suara tasbih cacing itu?”
”Ya, cacing itu mengucapkan, 'Yâ man lâ yansani fî jaufi hâdzihi bi rizqika, lâ tansâ ‘ibâdakal mu’minîna bi rahmatik'"
(Wahai Dzat yang tidak melupakan aku di dalam danau yang dalam ini dengan rizki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu)”
Demikianlah, Allah mengatur rizki segenap makhluknya, termasuk manusia. Sebagaimana pesan al-Qur’an dlm surat Hûd: 6, "Wa mâ min dâbbatin fil ardli illâ ‘alaLlahi rizquhâ"
(Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Tuhanlah yang memberi rizkinya). ***